Konten Kreator Jadi Profesi Serius, Pemkot Tasikmalaya Buka Pelatihan Meski Dikeluhkan Warganet

konten kreator
gambar ilustrasi: AI
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ruang maya kini dipadati oleh beragam bentuk tayangan yang disebut konten.

Tak heran banyak orang mencari nafkah sebagai pembuat konten atau content creator.

Tak hanya mengandalkan dana, sebagian kreator memperkaya diri dengan riset dan pengetahuan agar kontennya kredibel serta mampu menambah wawasan penontonnya.

Baca Juga:Dr Lukmanul Hakim Resmi Pimpin STHG Tasikmalaya Periode 2024–2029Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Sebut Perampingan Dinas Tidak Tergesa-Gesa!

Di era hyperdigital ini, konten kreator bukan sekadar penghibur. Mereka juga menjadi arsitek opini publik dan katalisator tren global.

Kesadaran akan pentingnya konten juga ditunjukkan oleh Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan.

Ia menggandeng tim media sosial untuk menyampaikan kerja-kerja pemerintahannya secara kreatif.

Langkah serupa juga dilakukan oleh tim Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) serta Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), yang menunjukkan bahwa konten kini menjadi bagian penting dari pembuktian kinerja.

Posisi konten kreator pun semakin diperhatikan oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya.

Melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), pelatihan khusus bagi calon konten kreator pun dibuka.

Warganet pun memberi beragam tanggapan terhadap inisiatif ini.

Sebagian menyambut positif, namun ada pula yang mengkritik persyaratan yang dianggap terlalu berat, terutama batasan usia antara 18 hingga 35 tahun.

“Untuk pelatihan saja harus ada batas usia?! Di sosmed aja banyak yang buka pelatihan gratis gak ada dibatasi usia!” tulis pengguna Instagram @nur*** dalam unggahan akun Instagram @dinasker_kotatasik.

Baca Juga:Unek-Unek DPRD Kota Tasikmalaya Membuncah: Jangan Sampai Tasik Maju, Harapan Palsu!Timses Minta Viman-Diky Merampingkan Dinas untuk Penghematan Anggaran!

“kunaon nu 40 tahun tu tiasa ngiring (kenapa yang usia 40 tahun tak bisa ikutan, red),” tulis @rach***.

“Ribet banget syaratnya, yang butuh skill gak cuma di usia 18-35 aja. Belum ngumpulin syaratnya aja pingpong sana sini,” komentar @brc***.

Meski begitu, pelatihan ini bersifat gratis. Syaratnya, peserta harus mencetak AK1 atau kartu kuning sebagai tanda pencari kerja, memiliki ponsel pintar, serta kanal media sosial aktif.

Namun hingga kini, belum diketahui siapa yang akan menjadi pemateri dalam pelatihan tersebut. Kepala Disnaker Kota Tasikmalaya, Dudi Ahmad Holidi, belum memberikan keterangan lebih lanjut.

Dibukanya pelatihan ini tak lepas dari pandangan bahwa profesi konten kreator semakin menjanjikan.

0 Komentar