RADARTASIK.ID – Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tekanan tarif dari kebijakan Presiden Trump, Hermes justru mencatat pencapaian besar: menyalip LVMH dan menjadi merek barang mewah paling bernilai di dunia.
Langkah ini bukan terjadi begitu saja. Hermes, rumah mode asal Prancis yang dikenal luas lewat tas ikonis Birkin, tampil lebih tangguh dibanding kompetitornya saat banyak perusahaan mewah sedang tertekan oleh melambatnya permintaan, khususnya di Tiongkok.
Hermes Naikkan Harga di AS
Untuk mengantisipasi dampak dari tarif impor AS, Hermes mengambil langkah strategis dengan menaikkan harga produk di pasar Amerika.
Baca Juga:Harga Produk Hermes Naik di AS, Strategi Baru Hadapi Tekanan Tarif GlobalSering Jatuh di Tikungan? Mungkin Kamu Belum Tahu Cara yang Benar
Menurut Eric du Halgouet, Wakil Presiden Eksekutif Keuangan Hermes, kenaikan ini dilakukan untuk menjaga pertumbuhan tetap stabil di tengah ancaman bea masuk.
Kebijakan tersebut hanya berlaku di AS dan menjadi cara perusahaan menjaga margin tetap sehat tanpa harus mengorbankan kualitas atau ekspansi pasar.
Meskipun Hermes belum merasakan langsung dampak tarif, mereka memilih pendekatan konservatif untuk berjaga-jaga.
Pertumbuhan Hermes Tetap Positif Meski Melambat
Sepanjang kuartal pertama 2025, Hermes mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 7,2 persen setelah disesuaikan dengan fluktuasi mata uang.
Meski angka ini lebih rendah dari 18 persen pada kuartal sebelumnya, Hermes tetap mencatat pertumbuhan di semua wilayah—termasuk Amerika.
Pendapatan kuartal ini mencapai 4,13 miliar euro (sekitar US$ 4,71 miliar), naik dari 3,805 miliar euro pada tahun sebelumnya.
Meski sedikit di bawah proyeksi analis, performa ini tetap dipandang solid, terutama mengingat kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.
Baca Juga:8 Jenis Marka Jalan yang Wajib Diketahui Pengendara IndonesiaDanramil Cigugur Pangandaran dan Wartawan Radar Tasikmalaya Saling Memaafkan setelah Insiden di Desa Campaka
Penurunan stok menjadi salah satu penyebab lambatnya awal tahun di pasar AS, tetapi tren positif mulai terlihat pada bulan Maret dan berlanjut hingga awal April.
Hermes Salip LVMH, Ambil Alih Tahta
Sementara Hermes mencatat kinerja yang stabil, LVMH justru mengalami kuartal yang mengecewakan.
Pendapatan mereka lebih lemah dari perkiraan, yang berdampak langsung pada penurunan harga saham.
Situasi ini membuka peluang bagi Hermes untuk naik ke posisi teratas dan menjadi merek barang mewah dengan nilai pasar tertinggi di dunia.
LVMH sendiri merupakan konglomerat besar di balik brand seperti Louis Vuitton, Dior, dan Tiffany, yang selama ini dianggap sebagai indikator utama kesehatan sektor barang mewah.