“Marsal yang memandu pelari berasal dari warga sekitar. Kita juga sudah lakukan sosialisasi ke seluruh kelurahan yang akan dilewati,” jelasnya.
UTHM 2025 juga dirancang sebagai ajang promosi UMKM. Sebanyak 25 tenant akan disiapkan di sekitar venue. Acara ini berlangsung selama tiga hari—dua hari untuk pengambilan race pack di Gedung Creative Centre, Dadaha, dan satu hari untuk lomba. Peserta juga akan mendapatkan suvenir khas Tasikmalaya.
“Kita kasih kerajinan mendong dalam race pack, plus jersey dan lainnya. Bahkan sedang kita usahakan agar pelari bisa makan bakso gratis. Kita ingin mengenalkan Tasikmalaya,” tuturnya.
Baca Juga:Dr Lukmanul Hakim Resmi Pimpin STHG Tasikmalaya Periode 2024–2029Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Sebut Perampingan Dinas Tidak Tergesa-Gesa!
Dari sisi ekonomi, Rian menyebut ajang ini mampu menggerakkan roda ekonomi lokal dengan estimasi perputaran uang mencapai Rp11 miliar. Para pecinta lari itu ditaksir akan mulai datang ke Tasikmalaya sejak tanggal 1 Mei 2025.
“Rata-rata pelari itu menginap 2–3 hari. Kalau per hari saja mereka belanja Rp300.000–Rp500.000, bisa dibayangkan dampaknya bagi perekonomian daerah,” pungkasnya.
Rian menuturkan, ajang ini tak sekadar kompetisi, tapi juga momentum promosi gaya hidup sehat dan solidaritas masyarakat. UTHM 2025 diharapkan menjadi magnet bagi para pelari dari seluruh Indonesia. (Ayu Sabrina)