“Nanti datang ke TPS hari Sabtu (19/4/2025). Kalau calon bupati saya tahunya ke Pak Cecep. Insyaallah datang pak ke TPS memilih pemimpin,” ujarnya.
Atep Ruswandi (46), warga Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna, juga menyatakan sikap serupa.
Ia menyadari adanya PSU dan telah mengetahui seluruh calon yang akan bertarung.
Baca Juga:Unek-Unek DPRD Kota Tasikmalaya Membuncah: Jangan Sampai Tasik Maju, Harapan Palsu!Timses Minta Viman-Diky Merampingkan Dinas untuk Penghematan Anggaran!
“Calon semua tahu, dan akan datang ke TPS, menyalurkan hak suara. Walaupun PSU tetap akan memilih. Sebagai warga negara yang baik,” tuturnya.
Waryo, warga Kecamatan Karangnunggal, menyatakan telah mengetahui pelaksanaan PSU dan akan hadir bersama keluarganya di TPS.
Ia mengaku sudah menentukan pilihan berdasarkan penilaian terhadap debat para calon.
“Sudah punya pilihan calonnya, jadi setelah melihat dan mendengar hasil debat publik dari ketiga pasangan calon, sudah bisa menentukan siapa yang akan dipilih,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Ma’ruf, warga Kecamatan Karangnunggal lainnya. Ia menegaskan akan menyalurkan hak suara dan telah menetapkan pilihannya.
“Memilih pemimpin di PSU, iya sudah menentukan pilihan. Sudah menilai sosok dan figurnya, yang jelas pemimpinnya membawa kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Sedangkan Sutarman (40), warga Desa Cipakat Kecamatan Singaparna, mengaku tak akan datang ke TPS.
Ia telah kecewa dan hilang kepercayaan dengan Pemilu sebelumnya.
Menurut Sutarman pemilu 2024 ditenggarai gagal akibat kecerobohan penyelenggara.
Baca Juga:Hanya di Tasikmalaya, Bupati Polisikan Wakil Bupati, Netizen: Kumaha Nasib Rakyat!Pemkot Tasikmalaya Luncurkan Program “Nyaah Ka Sepuh” untuk Bantu Para Lansia
“Tidak percaya pak (dengan Pilkada, red). Bisa-bisanya penyelenggara Pemilu atau KPU meloloskan calon yang didiskualifikasi. Jadi kecewa karena PSU, saya tidak akan datang ke TPS,” ungkap dia.
Demikian juga Asep Irpan (32), warga Desa Sukamulya Kecamatan Singaparna, merasa pesimis terhadap proses demokrasi yang ada.
Ia menilai PSU justru melahirkan pemimpin yang tidak bersih.
“Iya saya kecewa dengan kondisi demokrasi di Kabupaten Tasikmalaya. Apalagi terjadi PSU. Masyarakat jenuh sehingga enggan untuk menyalurkan hak pilihnya ke TPS,” tegasnya.
Sementara itu, Fuza Fadlilatulhaq warga Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya, mengaku akan tetap datang ke TPS.
Meski sempat kecewa dengan hasil pilkada sebelumnya yang dinyatakan tidak sah.