Carlo Ancelotti: Tak Diinginkan Berlusconi di Milan dan Gagal Gabung Inter Gara-Gara Presiden Parma

skuad impian
Pelatih kepala Real Madrid Carlo Ancelotti. (Real Madrid/X)
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Carlo Ancelotti mengungkap kisah menarik dari masa lalunya sebagai pemain, termasuk momen saat dirinya diragukan oleh Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi ketika akan bergabung dengan Rossoneri.

Ia juga menceritakan kegagalannya bergabung ke Inter Milan akibat ulah Presiden Parma saat itu, Ernesto Ceresini.

Dalam wawancara bersama RSI, pelatih Real Madrid tersebut mengenang awal kariernya di dunia sepak bola saat hampir bergabung dengan Inter Milan ketika masih membela Parma.

Baca Juga:Tudor Kecewa dengan Kualitas Pemain Cadangan Juventus: "Sepak Bola Tak Lagi Sama"500 Suporter AS Roma Serang Ultras Lazio, 13 Polisi Terluka

Ia menceritakan bahwa uji coba bersama klub rival sekota Milan itu berjalan baik, namun batal karena Presiden Parma kala itu, Ernesto Ceresini, menaikkan harga transfernya secara sepihak.

“Saya tidak diterima karena presiden Parma, Ernesto Ceresini, menaikkan harga saya setelah pertandingan,” ujar Ancelotti dikutip dari Calciomercato.

Meski gagal, Ancelotti mengaku tetap senang karena bisa bermain bareng para idola masa kecilnya.

“Itu pertama kalinya saya bermain dengan para idola saya seperti Bordon, Canuti, Bini, Altobelli. Tapi idola sejati saya sejak kecil adalah Sandro Mazzola,” lanjutnya.

Obrolan lalu bergeser ke masa saat dirinya direkrut AC Milan dan menjelaskan bahwa kedatangannya ke San Siro sangat diragukan oleh Presiden Silvio Berlusconi.

Namun berkat dorongan Arrigo Sacchi, ia akhirnya bergabung.

Ancelotti lalu memuji Sacchi sebagai sosok revolusioner yang mengubah cara berpikir sepak bola Italia—termasuk metode latihan yang jauh lebih modern dan menuntut secara fisik.

Ia bahkan menyatakan bahwa ibunya sampai tidak mengenalinya setelah latihan pramusim karena berat badannya turun drastis.

Baca Juga:Juventus, Inter, dan AS Roma Jadi Klub Serie A Paling Boros Bayar Komisi AgenRating Pemain Udinese vs AC Milan: Leao dan Reijnders Hidupkan Asa Rossoneri ke Eropa

“Sacchi sangat menginginkan saya, tapi Berlusconi ragu karena saya sempat absen dua tahun akibat cedera. Ada kekhawatiran soal kondisi fisik saya. Tapi akhirnya saya ke Milan juga,” ungkapnya.

“Dulu latihan hanya pemanasan, main 25 menit, lalu tembak-tembakan. Bersama Sacchi, kami latihan penguasaan bola, taktik, kombinasi serangan, kerja fisik, dan aerobik,” jelasnya.

“Setelah sebulan latihan, ibu saya sampai tidak mengenali saya karena saya jadi kurus sekali!” ucapnya sambil tertawa.

Menurutnya, Sacchi meupakan pelatih yang keras namun terbuka untuk berdiskusi, bahkan ketika berbeda pandangan dengan pemain top seperti Marco van Basten.

0 Komentar