RADARTASIK.ID – Derby della Capitale pada Senin, 14 April mendatang bukan sekadar pertarungan gengsi ibu kota antara Lazio dan AS Roma.
Laga ini juga menjadi derby terakhir bagi Claudio Ranieri sebagai pelatih Giallorossi.
Ranieri, yang kembali menukangi Roma untuk sementara waktu, memastikan bahwa duel kali ini akan menjadi momen perpisahan dirinya dalam derbi ibu kota.
Baca Juga:La Gazzeta: Inter Serius Datangkan Jonathan David dan Perpanjang Kontrak Pio Esposito hingga 2030Daftar Pemain AC Milan, Juventus, dan AS Roma yang Diselidiki karena Dugaan Judi Online
Dalam konferensi pers jelang laga, pelatih berpengalaman itu meminta para suporter kedua klub yang saling bermusuhan untuk menjaga sportivitas.
Ranieri menyatakan bahwa seluruh pemain siap tampil, kecuali Paulo Dybala dan Evan Ndicka yang masih mengalami cedera.
Ia mewaspadai kekuatan Lazio, terutama permainan vertikal mereka yang menurutnya “terorganisir dan berbahaya”.
“Lazio adalah tim kuat. Kami tahu apa yang menanti. Kembalinya Castellanos tidak akan mengubah pendekatan kami,” ujar Ranieri dikutip dari Calciomercato.
Meski laga ini penuh tekanan, Ranieri menegaskan ia tetap menurunkan tim dengan tekad menang, seperti saat menghadapi Juventus pekan lalu.
“Kami ingin memberikan yang terbaik. Saya tidak berjanji apa-apa, tapi tim ini punya ambisi besar,” jelasnya.
Ketika ditanya apakah derby ini akan menjadi yang terakhir baginya, Ranieri menjawab singkat, “Ya, saya sudah bilang saya akan berhenti. Saya mengerti maksudnya.”
Baca Juga:Totti Akui Kekalahan 7-1 AS Roma dari Manchester United Sebagai Malam Paling Menyedihkan dalam KariernyaLuciano Moggi Sarankan AC Milan Rekrut Igli Tare: "Ia Pernah Selamatkan Lazio yang Sekarat"
Ranieri juga menyinggung perbedaan performa Roma dan Lazio dibanding pertemuan pertama musim ini.
Ia memuji Lazio di bawah Baroni, namun juga menekankan bahwa Roma masih berjuang maksimal dalam tujuh laga tersisa.
Soal bursa transfer Januari, Ranieri menganggap manajemen telah membuat keputusan cerdas meski dalam keterbatasan.
“Dengan segala kesulitan pasar, saya pikir pemain-pemain ini layak membela Roma. Pelatih selanjutnya yang akan menilai kelanjutannya,” katanya.
Ranieri juga mengibaratkan kebangkitan Roma seperti membangun kembali Kekaisaran Romawi yang tak bisa dilakukan dalam waktu sekejap.
“Tidak bisa dibangun dalam semalam. Butuh fondasi kuat, dan mungkin pelatih baru yang akan meletakkannya,” papanya.
Ia juga menyinggung peran penting Leandro Paredes dan menyebut sang gelandang sebagai “playmaker luar biasa” yang tahu kapan harus mengatur tempo dan bermain vertikal.