“Kadang sudah numpuk segunung, baunya nyengat banget. Apalagi pas musim hujan kayak kemarin, kotor, licin, dan bikin risih. Masa Kota Resik kayak gini terus?” ujarnya dengan nada kesal.
Senada disampaikan Deni (41), warga yang sehari-hari melintas di Jalan Bantar. Ia heran dengan perilaku sebagian warga yang masih membuang sampah sembarangan.
“Kadang jam-jam sepi suka ada aja mobil atau motor berhenti, buang karung sampah. Giliran sudah numpuk, yang disalahin pemerintah, padahal warga juga harus sadar,” ucapnya.
Baca Juga:Koalisi Patas Siap Mempertahankan Kemenangan, Sebut Ai-Iip sebagai Paslon Higienis dan Segar!Jejak-Jejak Romantisme Politik Dua Perusahaan Transportasi di Jawa Barat!
Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya menunjukkan, rata-rata produksi sampah harian mencapai 323,91 ton per hari pada tahun 2022. Saat momen Lebaran, angka ini meningkat sekitar 20 persen, atau mencapai 230–240 ton per hari. Sebanyak 220 ton diantaranya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir, yang kini dikhawatirkan semakin mendekati titik jenuh.
Kondisi ini menjadi alarm keras bagi Pemkot Tasikmalaya. Tanpa upaya serius dan perubahan perilaku kolektif, bukan tidak mungkin predikat “Kota Resik” hanya akan tinggal nama — tertutup oleh tumpukan sampah di setiap sudutnya. (Ayu Sabrina)