Perang Dagang Meledak! China dan Uni Eropa Balas Serangan Tarif Trump

China dan Uni Eropa
Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat vs China. (DALL-E)
0 Komentar

Pasar pendanaan korporasi juga ikut terguncang, di mana biaya pinjaman meningkat drastis, bahkan untuk perusahaan dengan tingkat risiko rendah.

Melihat kondisi ini, Jepang dan Kanada sepakat untuk bekerja sama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan global—sebuah peran yang biasanya diemban oleh Amerika Serikat dalam situasi genting.

Respons Beragam dari Trump

Meski pasar menunjukkan gejala krisis, Presiden Trump tampak tidak terlalu khawatir.

Baca Juga:Bukan Cuma Kalah Telak, Real Madrid Juga Kehilangan Dua Bintang Utamanya!Jual Pemain Top! Chelsea Siap Bajak Bintang Real Madrid Seharga Rp 2 Triliun

Ia mengisyaratkan, kebijakan tarif tersebut bersifat permanen, tetapi juga menyebut bahwa tekanan ekonomi ini memaksa negara-negara lain untuk membuka pintu negosiasi.

Melalui akun media sosialnya, Trump meyakinkan publik bahwa semuanya akan berjalan baik dan mengklaim bahwa Amerika Serikat akan muncul sebagai negara yang lebih kuat dari sebelumnya.

Ia juga menegaskan, tarif ini dirancang untuk membangkitkan kembali sektor industri domestik AS yang melemah akibat liberalisasi perdagangan.

Trump telah menjalin komunikasi dengan para pemimpin Jepang dan Korea Selatan, dan dijadwalkan akan menerima delegasi dari Vietnam.

Menurutnya, negara-negara lain kini berlomba-lomba menjalin hubungan baik dengan AS demi menghindari dampak lebih buruk dari kebijakan tarif tersebut.

Meski demikian, pejabat administrasi Trump menekankan bahwa pencabutan tarif tidak akan dilakukan dalam waktu dekat, dan kemungkinan besar kebijakan serupa akan terus berlanjut.

Bahkan, Trump telah mengungkapkan rencana untuk memberlakukan tarif besar pada impor farmasi, yang langsung mengguncang saham perusahaan obat global.

Baca Juga:Perang Dagang Makin Panas! Trump Naikkan Tarif Jadi 104 Persen, China Siap Melawan, Pasar Ketar-KetirBukan Hanya Memotivasi, Dr Aqua Dwipayana Kasih Liburan Gratis ke Bali untuk Polisi Berprestasi di Polairud

China Siap Balas Lebih Jauh

China pun menyatakan bahwa mereka memiliki tekad dan kemampuan untuk terus melawan apabila AS tetap melanjutkan kebijakan tarif agresifnya.

Selain memberlakukan tarif balasan, Beijing juga menjatuhkan sanksi terhadap 18 perusahaan asal Amerika, mayoritas dari sektor pertahanan, menambah daftar sekitar 60 perusahaan yang telah lebih dahulu dijatuhi hukuman dagang.

Nilai tukar yuan mengalami tekanan besar akibat gejolak ini. Namun, sumber terpercaya menyebut bahwa bank sentral China telah menginstruksikan bank-bank milik negara untuk membatasi pembelian dolar AS dan tidak membiarkan mata uang nasional mereka jatuh secara drastis.

Produsen hiasan liburan seperti pohon Natal plastik di China, yang menguasai sekitar 87 persen pasar AS, mengaku belum menerima pesanan baru dari importir AS—sebuah sinyal awal dari dampak serius konflik dagang ini terhadap rantai pasok global.

0 Komentar