Perang Dagang Meledak! China dan Uni Eropa Balas Serangan Tarif Trump

China dan Uni Eropa
Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat vs China. (DALL-E)
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Ketegangan perdagangan global kembali memanas setelah China dan Uni Eropa meluncurkan serangan balasan terhadap tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Langkah ini memperparah konflik dagang yang telah mengguncang pasar dunia dan meningkatkan risiko terjadinya resesi global.

Pada Rabu, 9 April 2025, pemerintah China secara resmi menaikkan tarif impor terhadap barang-barang asal AS menjadi 84 persen, naik tajam dari sebelumnya 34 persen.

Baca Juga:Bukan Cuma Kalah Telak, Real Madrid Juga Kehilangan Dua Bintang Utamanya!Jual Pemain Top! Chelsea Siap Bajak Bintang Real Madrid Seharga Rp 2 Triliun

Kenaikan ini merupakan balasan langsung atas tarif hukuman sebesar 104 persen yang dikenakan Amerika Serikat terhadap produk-produk asal China.

Ketegangan ini menandakan bahwa tidak ada tanda-tanda de-eskalasi antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Sementara itu, Uni Eropa juga mengumumkan tindakan serupa dengan memberlakukan tarif sebesar 25 persen pada berbagai produk asal AS dalam putaran pertama kebijakan balasan.

Blok 27 negara tersebut saat ini menghadapi tarif Amerika sebesar 20 persen pada sebagian besar barang ekspor mereka, serta tarif lebih tinggi untuk sektor otomotif dan baja.

Kanada, sebagai sekutu dekat AS sekaligus mitra dagang utama, turut menerapkan tindakan balasan yang mulai berlaku di hari yang sama.

Kebijakan tarif AS juga tidak hanya menargetkan China dan Eropa.

Sejumlah negara lain dari Jepang hingga Madagaskar turut terdampak oleh kebijakan baru ini.

Dengan pemberlakuan tarif secara masif, struktur perdagangan bebas global yang telah dibangun selama puluhan tahun kini mulai runtuh.

Baca Juga:Perang Dagang Makin Panas! Trump Naikkan Tarif Jadi 104 Persen, China Siap Melawan, Pasar Ketar-KetirBukan Hanya Memotivasi, Dr Aqua Dwipayana Kasih Liburan Gratis ke Bali untuk Polisi Berprestasi di Polairud

Data menunjukkan bahwa rata-rata tarif di pasar konsumen terbesar dunia kini telah melampaui angka 20 persen, jauh meningkat dari hanya 2,5 persen sebelum Trump menjabat.

CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, memperkirakan, kebijakan tarif yang agresif ini bisa menjadi pemicu resesi ekonomi dan peningkatan gagal bayar oleh para debitur.

Dampak Langsung Tarif AS ke Pasar Global

Gejolak pasar tak terhindarkan. Nilai saham global anjlok, menguapkan triliunan dolar dari pasar modal dalam waktu sepekan.

Harga minyak dunia terperosok ke titik terendah dalam empat tahun terakhir.

Bahkan, instrumen investasi aman seperti obligasi pemerintah AS dan dolar mulai ditinggalkan investor, menandakan krisis kepercayaan yang semakin dalam.

0 Komentar