Gelombang Penurunan Suku Bunga di Negara Lain
Dampak kebijakan Trump ini juga terasa di negara lain.
Bank sentral Selandia Baru dan India mengambil langkah cepat dengan memangkas suku bunga, sebagai upaya mitigasi terhadap potensi perlambatan ekonomi akibat ketegangan dagang.
Di Eropa, pejabat bank sentral Polandia menyatakan bahwa tarif AS bisa menjadi alasan kuat untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga di negaranya.
Baca Juga:Bukan Hanya Memotivasi, Dr Aqua Dwipayana Kasih Liburan Gratis ke Bali untuk Polisi Berprestasi di PolairudSaham Kripto Merosot, Harga Bitcoin Menyentuh Level Terendah 2025 Efek Tarif Trump
Menteri Keuangan Jerman memperingatkan, ekonomi terbesar di Eropa itu bisa kembali masuk ke jurang resesi jika perang dagang terus berlanjut.
Bahkan, JP Morgan memperkirakan kemungkinan 60 persen dunia akan mengalami resesi sebelum akhir tahun.
Tarif Bersifat Permanen, Tapi Siap Buka Negosiasi
Meski pasar menunjukkan reaksi negatif, Trump tetap percaya diri dengan kebijakan tarifnya.
Ia menggambarkan tarif tersebut sebagai kebijakan ”permanen”, namun juga menyebut bahwa tekanan tarif membuat banyak negara tertarik untuk segera bernegosiasi.
Menurut Trump, sejumlah negara telah menyatakan minatnya untuk mencapai kesepakatan dagang baru dengan AS.
Pemerintah AS telah menjadwalkan pembicaraan dengan Korea Selatan dan Jepang, dua mitra dagang utama yang juga sekutu strategis.
Selain itu, Perdana Menteri Italia dijadwalkan akan bertemu dengan Trump pekan depan.
Baca Juga:CEO JPMorgan Chase Peringatkan Dampak Negatif Perang Dagang pada Ekonomi GlobalApple dan Tesla Terperosok, Perang Tarif Trump Hantam Saham Perusahaan-Perusahaan Teknologi
Wakil Perdana Menteri Vietnam juga dijadwalkan berdiskusi dengan Menteri Keuangan AS, mengingat negara itu termasuk yang paling terdampak akibat tarif tinggi.
Konsumen Amerika dalam Bahaya
Perang dagang yang kembali memanas akibat kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kini mengarah langsung ke kantong konsumen.
Para ekonom memperingatkan bahwa rakyat Amerika kemungkinan besar akan menjadi korban utama dari konflik dagang ini, dengan risiko lonjakan harga pada berbagai kebutuhan harian—dari sepatu sneakers hingga sebotol wine.
Perusahaan elektronik mewah asal Denmark, Bang & Olufsen, telah mengonfirmasi rencana kenaikan harga produk mereka mulai bulan depan.
Langkah ini diambil untuk mengimbangi dampak dari tarif impor yang baru diberlakukan serta tekanan biaya lainnya.
Survei terkini dari Reuters/Ipsos turut menguatkan kekhawatiran ini.
Hampir 75 persen responden di Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka memperkirakan harga barang kebutuhan sehari-hari akan naik dalam enam bulan ke depan.