Perang Dagang Makin Panas! Trump Naikkan Tarif Jadi 104 Persen, China Siap Melawan, Pasar Ketar-Ketir

China Siap Melawan
Ilustrasi truk saat mengangkut kargo di pelabuhan. (DALL-E)
0 Komentar

WASHINGTON, RADARTASIK.ID – Perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah Presiden AS, Donald Trump, resmi memberlakukan tarif impor sebesar 104 persen terhadap barang-barang asal China pada Rabu, 9 April 2025.

Kebijakan tarif tinggi ini merupakan bagian dari strategi ”resiprokal” Trump terhadap puluhan negara, yang semakin memperuncing ketegangan dagang global dan mengguncang pasar keuangan dunia.

Dilansir Reuters, pemberlakuan tarif yang hampir dua kali lipat dari minggu sebelumnya ini langsung memicu aksi jual besar-besaran di pasar saham global.

Baca Juga:Bukan Hanya Memotivasi, Dr Aqua Dwipayana Kasih Liburan Gratis ke Bali untuk Polisi Berprestasi di PolairudSaham Kripto Merosot, Harga Bitcoin Menyentuh Level Terendah 2025 Efek Tarif Trump

Indeks S&P 500 mencatat penurunan terdalam sejak pertama kali dibentuk pada 1950-an.

Penurunan tajam ini mendekatkan indeks ke wilayah pasar bearish, yang didefinisikan sebagai penurunan sebesar 20 persen dari puncak terbarunya.

Tak hanya saham, obligasi global yang selama ini dianggap sebagai aset aman juga ikut terdampak.

Tekanan jual paksa terlihat jelas di berbagai bursa, menambah kekhawatiran investor akan stabilitas ekonomi dunia.

Di kawasan Asia, mayoritas pasar mengalami pelemahan akibat ketidakpastian yang ditimbulkan kebijakan Trump.

Namun, pasar saham China justru mengalami penguatan terbatas berkat intervensi negara.

Pemerintah China memberikan dukungan kepada pasar modal untuk mencegah kepanikan lebih lanjut.

Baca Juga:CEO JPMorgan Chase Peringatkan Dampak Negatif Perang Dagang pada Ekonomi GlobalApple dan Tesla Terperosok, Perang Tarif Trump Hantam Saham Perusahaan-Perusahaan Teknologi

Sementara itu, saham Eropa juga ikut merosot, dan kontrak berjangka saham AS mengindikasikan potensi penurunan lanjutan.

Situasi ini memperlihatkan bahwa dampak perang dagang tidak terbatas pada dua negara saja, melainkan telah meluas ke skala global.

China Siap Melawan

Pemerintah China menanggapi tarif terbaru ini dengan sikap tegas.

Mereka mengecam kebijakan tarif tinggi AS sebagai bentuk pemerasan dan intimidasi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyampaikan, pemerintahnya tidak akan tinggal diam menghadapi tekanan yang dianggap tidak adil.

Mereka menegaskan bahwa China menolak segala bentuk perundungan ekonomi dan siap untuk melawan.

Sebagai respons cepat, para pemimpin tertinggi di China dikabarkan tengah bersiap untuk menggelar pertemuan darurat guna merancang strategi dalam menstabilkan ekonomi dan pasar modal.

Di sisi lain, bank sentral China juga berusaha menahan depresiasi nilai yuan dengan membatasi pembelian dolar AS oleh bank-bank milik negara.

0 Komentar