RADARTASIK.ID – Gol Lautaro Martinez ke gawang Bayern Munchen membuat jurnalis Italia, Sandro Sabatini, teringat pada masa kejayaan Inter Milan saat meraih Treble Winners di era Jose Mourinho.
Dalam kolomnya di Calciomercato, Sabatini menyebut bahwa penampilan Inter saat ini punya aroma yang mirip dengan skuad 2010.
“Dari Sommer di bawah mistar hingga Lautaro di lini depan, semua tampil layaknya juara sejati,” tulisnya.
Baca Juga:Manchester City Siapkan Duit 1 Triliun untuk Boyong Tijjani Reijnders dari AC MilanReal Madrid Digebuk Arsenal 3-0, Carlo Ancelotti Pasrah: Comeback? Ini Akan Sangat Rumit
Ia juga menyoroti dua pemain yang tak banyak mendapat sorotan: Carlos Augusto dan Davide Frattesi yang menjadi penentu kemenangan di kandang Munchen.
“Dua momen ajaib dari pemain yang disebut-sebut hanya sebagai pelapis, justru menjadi kunci kemenangan penting yang membuka jalan menuju semifinal,” katanya.
Sabatini kemudian menunjukkan bagaimana Inter tetap menunjukkan permainan berkelas meski sempat tertekan selama 15 menit di babak kedua.
Ia mengapresiasi cara pelatih Simone Inzaghi membentuk tim yang bukan hanya kuat, tapi juga berani dan kompak.
“Di malam-malam Liga Champions, Inter bisa memainkan sepak bola terbaik mereka, baik dari sisi estetika maupun substansi,” lanjutnya.
Barisan pemain juga mendapat sanjungan satu per satu. Dimulai dari kiper Yann Sommer dianggap kecil secara fisik, namun besar dalam aksi.
Bek Pavard tampil tenang tanpa terbebani status mantan pemain Bayern. Acerbi hanya sekali kecolongan oleh Harry Kane—dan masih beruntung karena sang striker malah menyodorkan bola ke tiang alih-alih ke gawang.
Baca Juga:Rekor Kandang Bayern Dipatahkan Inter Milan: Vincent Kompany Ingin Balas Dendam di San SiroRating Pemain Bayern Munchen vs Inter Milan: Lautaro Tunjukkan Dirinya Pemimpin Sejati Nerazzurri
Di lini tengah, Barella, ÇalhanoÄŸlu, dan Mkhitaryan tampil solid. “Mkhitaryan masih layak menyandang gelar ‘tak bisa tak dimainkan’ seperti yang pernah ia klaim sendiri,” tulis Sabatini.
Sorotan utama Sabtini tentu tertuju pada Lautaro Martinez. Bermain sebagai kapten, ia menunjukkan paket lengkap: kerja keras, pengorbanan, hingga penyelesaian akhir yang elegan.
“Gol Lautaro mengingatkan pada keajaiban Diego Milito di final Liga Champions 2010, juga melawan Bayern,” paparnya.
Walau Sabatini tak mau buru-buru membuat perbandingan. Tapi ia meras jika Inter terus seperti ini, bukan tak mungkin impian treble winners tahun 2010 akan terulang lagi di tahun 2025 ini.