MANCHESTER, RADARTASIK.ID – Mantan gelandang Manchester United dan Chelsea, Nemanja Matic, mengungkapkan pandangannya mengenai perbedaan besar antara dua klub raksasa Premier League tersebut.
Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama The Athletic, Matic membagikan pengalaman pribadinya selama membela dua tim dengan kultur yang sangat berbeda.
Pemain asal Serbia yang kini bermain untuk Lyon ini menilai bahwa Chelsea memiliki semangat juang yang kuat untuk meraih kemenangan dan trofi, sedangkan Manchester United menurutnya lebih fokus pada aspek komersial klub.
Baca Juga:Real Madrid Buka Pintu Keluar untuk Vinicius Junior, Incar Mesin Gol dari GalatasarayBukan Cuma Kalah Telak, Real Madrid Juga Kehilangan Dua Bintang Utamanya!
Pernyataan ini muncul menjelang laga reuni antara Matic dan Manchester United di perempat final Liga Eropa.
Chelsea Semua tentang Menang
Dalam pengalamannya di Stamford Bridge, Matic merasakan bahwa seluruh elemen klub sangat memprioritaskan kemenangan.
Mulai dari para pemain, staf pelatih, hingga pegawai non-teknis, semuanya memiliki mentalitas yang sama: menang adalah segalanya.
Matic menyebut bahwa semangat kompetitif tersebut sangat terasa, bahkan dari hal-hal kecil seperti percakapan dengan staf lapangan.
Menurut Matic, selama kepemimpinan Roman Abramovich, fokus utama selalu pada hasil pertandingan.
Sang pemilik tidak terlalu tertarik dengan hal-hal di luar lapangan, selama tim tampil baik dan mampu membawa pulang trofi.
“Perbedaan yang saya rasakan setelah dari Chelsea adalah, di Chelsea, semuanya soal hasil dan memenangkan trofi. Itu adalah semangat di seluruh klub, bahkan dari orang yang memotong rumput sekalipun,” ungkapnya seperti dikutip Sports Mole.
Baca Juga:Jual Pemain Top! Chelsea Siap Bajak Bintang Real Madrid Seharga Rp 2 TriliunPerang Dagang Makin Panas! Trump Naikkan Tarif Jadi 104 Persen, China Siap Melawan, Pasar Ketar-Ketir
MU Lebih tentang Iklan
Saat pindah ke Manchester United, Matic mengaku mengalami perubahan besar dalam atmosfer klub.
Ia menyebut bahwa dalam beberapa bulan pertama saja, ia mulai merasakan pergeseran prioritas yang cukup signifikan.
Alih-alih mengutamakan pencapaian di atas lapangan, Matic merasa bahwa United lebih menekankan sisi komersial dan citra merek.
Jika di Chelsea dirinya hanya menjalani segelintir aktivitas komersial, di United jumlahnya jauh lebih banyak.
Hal ini membuatnya menyimpulkan bahwa fokus utama di Old Trafford bukan lagi soal trofi, melainkan urusan bisnis dan pendapatan. “Mungkin saya salah, tapi itulah perasaan saya saat itu,” tuturnya.