Zlatan melihat Tare sebagai figur kuat, seperti dirinya, yang bisa membentuk mentalitas juara dari dalam skuad.
Meskipun belum ada konflik terbuka, dinamika antara Furlani dan Zlatan mulai terasa. Beberapa keputusan belakangan ini tampak sebagai tarik-ulur kepentingan dan gagalnya Paratici disebut-sebut sebagai hasil dari ketidaksepakatan internal.
Nama-nama kandidat yang dimunculkan datang dari dua kutub berbeda: satu dari “jalur CEO” (D’Amico, Manna), satu lagi dari “jalur Zlatan” (Tare).
Baca Juga:Napoli Ditahan Imbang Bologna 1-1: Inter Tersenyum LebarBuffon Kesal Spalletti Dikritik karena Mainkan Anak Paolo Maldini sebagai Starter Timnas Italia
Kapan keputusan diambil juga menjadi bagian dari persaingan kedua ptinggi Milan tersebut.
Furlani memilih menunggu akhir musim, sementara Zlatan ingin eksekusi cepat untuk menghindari ketertinggalan di pasar transfer.
Jika Tare benar-benar dipilih, itu sinyal bahwa Zlatan mulai memenangi pengaruh internal. Tapi jika Milan menunggu hingga musim berakhir dan merekrut D’Amico, itu berarti Furlani tetap menjadi pengendali utama.
Dalam hal ini, penunjukan direktur olahraga bukan hanya soal teknis, tapi benturan visi tentang masa depan Milan: antara pendekatan manajerial dingin ala Furlani, dan semangat “ruang ganti” yang dibawa Zlatan.