WASHINGTON, RADARTASIK.ID – Rencana tarif besar-besaran yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengguncang pasar global pada Senin, 7 April 2025, setelah pernyataan kontroversialnya yang menyebutkan bahwa pemerintah asing harus membayar sejumlah besar uang untuk menghapus tarif tersebut.
Pasar saham AS sempat merasakan kenaikan singkat setelah rumor tentang penangguhan tarif beredar, namun kemudian kembali mengalami penurunan tajam.
Tarif Trump Guncang Pasar Global
Saham di Asia dan Eropa merosot tajam, sementara harga minyak jatuh drastis.
Baca Juga:Prediksi Arsenal vs Real Madrid di Liga Champions 2025: The Gunners Ingin Meniru Jejak Tim WanitaNewcastle Incar Harvey Elliott, Liverpool Siap Melepasnya dengan Harga Tinggi
Para investor khawatir bahwa tarif yang dianggap Trump sebagai ”obat untuk memperbaiki sesuatu” dapat memicu lonjakan harga, melemahkan permintaan, dan bahkan menyebabkan resesi global.
Keputusan Trump untuk mengenakan tarif tinggi pada barang-barang impor menambah ketidakpastian yang merugikan perekonomian dunia.
Saham AS yang awalnya turun sempat bangkit setelah Kevin Hassett, penasihat ekonomi Gedung Putih, mengungkapkan bahwa Trump tengah mempertimbangkan penangguhan tarif selama 90 hari untuk semua negara kecuali China.
Namun, kabar positif ini segera berubah setelah Gedung Putih membantah pernyataan tersebut, menyebutnya sebagai ”berita palsu”, yang menyebabkan saham kembali turun.
Tanggapan Uni Eropa dan Prediksi Resesi AS
Uni Eropa, yang terbagi dalam hal seberapa keras harus merespons kebijakan tarif AS, menyatakan kesiapan untuk bernegosiasi, namun juga siap untuk membalas jika diperlukan.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengungkapkan, UE telah menawarkan tarif ”nol untuk nol” untuk barang industri sebagai bentuk kesepakatan.
Goldman Sachs meningkatkan proyeksi resesi ekonomi AS dalam 12 bulan ke depan menjadi 45 persen, sementara JPMorgan memperkirakan dampak tarif terhadap ekonomi AS bisa menyebabkan kontraksi sebesar 0,3 persen, berkurang dari perkiraan sebelumnya yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 1,3 persen.
Baca Juga:Morgan Rogers, Kandidat Kuat Pengganti Kevin De Bruyne yang Diincar Serius oleh Manchester CityBTC Milik Satoshi Nakamoto Bisa Terancam Jika Proposal Penggunaan Hard Fork untuk Lindungi Bitcoin Disetujui
Sejumlah analis memperingatkan bahwa ketidakpastian ekonomi ini dapat memicu penurunan tajam di pasar saham global, dengan kekhawatiran tentang resesi yang menyebar ke seluruh dunia.
”Orang-orang takut bahwa yang terburuk belum datang. Mereka khawatir tentang crash pasar,” ungkap Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth Management di Connecticut, seperti dikutip Reuters.