GARUT, RADARTASIK.ID – Di tengah semangat silaturahmi dan kebahagiaan Lebaran, sebuah keluarga asal Kabupaten Tasikmalaya harus menelan pil pahit yang tak terduga.
Perjalanan mereka dari Tasikmalaya menuju Sumedang pada Jumat (4/4/2025) berakhir duka ketika sang buah hati, Andriansyah—balita berusia dua tahun—menghembuskan napas terakhirnya.
Andriansyah, yang duduk di jok motor bersama kedua orang tuanya, sempat menangis sepanjang perjalanan.
Baca Juga:Koalisi Patas Siap Mempertahankan Kemenangan, Sebut Ai-Iip sebagai Paslon Higienis dan Segar!Jejak-Jejak Romantisme Politik Dua Perusahaan Transportasi di Jawa Barat!
Meski terlihat rewel, tak ada tanda-tanda kondisi medis serius yang mencurigakan.
Namun, semuanya berubah drastis saat mereka tiba di kawasan Cicalengka, Kabupaten Bandung.
“Menurut penuturan keluarga, anak ini menangis sepanjang perjalanan,” ujar Kasat Lantas Polres Garut, Iptu Aang Andi Suhandi saat ditemui Radar, Selasa 8 April 2025.
Tangisan Andriansyah tiba-tiba berhenti. Suasana menjadi hening. Orang tuanya sempat mengira anak mereka tertidur, namun tak ada reaksi meski dipanggil dan digoyangkan. Keduanya panik.
Mereka segera membawa Andriansyah ke klinik terdekat di daerah Cicalengka. Namun kenyataan pahit harus diterima: anak mereka telah meninggal dunia.
Karena keterbatasan fasilitas di klinik dan mungkin juga keterkejutan emosional, orang tua Andriansyah memutuskan untuk kembali ke Tasikmalaya.
Mereka membawa jasad anak mereka dengan kendaraan umum, berharap bisa segera tiba di rumah untuk prosesi pemakaman.
Perjalanan malam itu tidak mudah.
Baca Juga:Dua Raksasa Bus Primajasa dan Budiman Berkoalisi Dukung Cecep-Asep di PSU TasikmalayaJenazah Warga Kota Tasikmalaya yang Tenggelam di Perairan Ketapang Akhirnya Dimakamkan
Saat melintasi kawasan Kadungora, Garut, mereka menghentikan langkah di Pos Pengamanan Polisi.
Kepada petugas yang berjaga, mereka memohon pertolongan.
“Petugas kami kemudian langsung membawa jasad anak dan keluarganya menggunakan ambulans, kemudian memberikan pengawalan sampai tiba di kampung halaman untuk memastikan perjalanan berjalan aman,” lanjut Iptu Aang.
Larut malam, jenazah Andriansyah akhirnya tiba di rumah duka di Tanjung Jaya, Kabupaten Tasikmalaya.
Suasana haru menyelimuti kedatangan terakhir balita yang masih polos itu.
Penyebab pasti kematian belum diketahui, namun diduga kuat karena sakit.
Kisah Andriansyah menjadi pengingat bahwa Lebaran, meski sarat kebahagiaan, bisa menyimpan duka tak terduga.
Di balik semangat untuk bertemu keluarga, ada risiko perjalanan panjang yang harus selalu diantisipasi.
Terutama bagi anak-anak yang kondisi fisiknya lebih rentan. (Agi Sugiana)