Indonesia Harus Hati-Hati, Tarif Trump Memaksa Bank Sentral Negara Berkembang Hadapi Pilihan Sulit

Bank Sentral
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memimpin rapat koordinasi (rakor) tentang kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Jakarta, Senin, 7 Maret 2025. (Dok. Kemendag) 
0 Komentar

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, banyak negara berkembang telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat ketahanan sistem ekonomi mereka, termasuk dengan meningkatkan cadangan devisa, memperbaiki pengawasan pasar, dan menguatkan disiplin fiskal.

India, misalnya, melakukan pemotongan suku bunga pertama kalinya dalam lima tahun pada bulan Februari.

Akan tetapi, dalam beberapa bulan terakhir, India lebih memilih untuk mengatasi kekurangan likuiditas dalam sistem perbankannya melalui injeksi likuiditas ketimbang melanjutkan pemotongan suku bunga lebih lanjut yang bisa menekan nilai tukar rupee.

Baca Juga:Tarif Trump Guncang Pasar Global, Saham AS Berfluktuasi setelah Isu PenangguhanPrediksi Bayern Munchen vs Inter di Liga Champions 2025: Pertarungan Raksasa Jerman dan Italia

Namun, dengan meningkatnya ketegangan perdagangan global akibat tarif yang diberlakukan, bank sentral India kini diperkirakan akan memotong suku bunga setidaknya 25 basis poin dalam waktu dekat.

Ini berpotensi meningkatkan ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga yang lebih dalam, bahkan hingga 50 basis poin lebih lanjut pada tahun ini.

Tantangan Regional Indonesia dan Negara Berkembang Lainnya

Di Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, tantangan yang dihadapi lebih besar.

Rupiah Indonesia mendekati level terendahnya sejak krisis finansial Asia pada 1998, sebagian dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap rencana pengeluaran pemerintah.

Pemerintah Indonesia diperkirakan akan melakukan intervensi besar untuk mempertahankan nilai tukar rupiah saat pasar kembali dibuka setelah liburan panjang.

Michael Wan, analis mata uang di Mitsubishi UFJ Financial Group, mencatat, pelemahan rupiah yang tajam kemungkinan akan memperpanjang jeda dalam kebijakan suku bunga meskipun ada kecenderungan untuk terus menurunkan suku bunga seiring waktu.

Sementara itu, di Amerika Latin, banyak negara yang sebelumnya melakukan pemotongan suku bunga lebih cepat daripada Federal Reserve.

Baca Juga:Prediksi Arsenal vs Real Madrid di Liga Champions 2025: The Gunners Ingin Meniru Jejak Tim WanitaNewcastle Incar Harvey Elliott, Liverpool Siap Melepasnya dengan Harga Tinggi

Namun, perkembangan terbaru ini akan membatasi ruang gerak lebih lanjut bagi mereka.

Brasil, yang tengah menghadapi ekspektasi inflasi yang tidak terkendali, berusaha mengelola krisis fiskal setelah rencana pengeluaran tahun lalu yang memicu kekhawatiran.

Meskipun bank sentral Brasil telah meningkatkan suku bunga sebesar 100 basis poin untuk ketiga kalinya secara beruntun bulan lalu, tantangan fiskal yang dihadapi negara ini tetap signifikan.

Meksiko dan Tantangan Ekonomi Global

Di Meksiko, bank sentral memotong suku bunga bulan lalu, meskipun ketegangan perdagangan yang meningkat menjadi faktor utama yang memperburuk ketidakpastian ekonomi.

0 Komentar