Zlatan Ibrahimovic: Singa Tua yang Mulai Kehilangan Taring di AC Milan

Zlatan Ibrahimovic
Zlatan Ibrahimovic Tangkapan layar Instagram@acmilan
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Zlatan Ibrahimovic pernah datang sebagai penyelamat, simbol keberanian, dan pemicu mental juara di ruang ganti AC Milan.

Namun seiring berjalanya waktu, Ibra kini bahkan lebih terlihat seperti “Singa Tua” yang kehilangan taringnya di AC Milan.

Dalam wawancara dengan DAZN sebelum Milan ditumbangkan Napoli, Ibrahimovic mencoba menampilkan wajah bersahabat, penuh canda. “Aku sakit, sampai potong rambut. Tubuhku syok,” katanya menjelaskan ketidak hadirannya selama beberapa waktu di klub.

Baca Juga:Media Italia: Marcus Thuram Bikin Lautaro Martinez Tak Setajam Musim LaluGianluigi Buffon: Tim Seperti Inter Bermain untuk Menang

Namun di balik guyonan itu, tersimpan realita pahit: tubuh Ibra yang mulai rapuh mirip dengan perannya di Milan yang kini lebih dijadikan sebagai simbol klub tanpa kemampuan untuk menetukan arah kebijakan tim musim depan.

Di tengah krisis konsistensi yang melanda Milan, kehadiran Ibra yang kini beroperasi di belakang layar—ternyata tak cukup memberi efek kejut.

Kekalahan dari Napoli dan hampir tumbangnya Milan di tangan Fiorentina memperlihatkan satu hal: “singa tua” tak bisa menularkan semnagatnya kepada pemain Milan yang tampi loyo sepanjang musim.

Hubungan Ibrahimovic dengan CEO Giorgio Furlani pun sempat jadi perbincangan. Ia membantah ada konflik, menyebutnya “kebohongan” karena mereka “berbicara setiap hari.”

Namun dinamika internal klub menunjukkan bahwa kekuasaan nyata kini perlahan bergeser ke tangan Furlani.

Saat ini, setelah mendapat restu pemilik klub Gerry Cardinela, proses pencarian direktur olahraga baru bukan lagi wilayah Ibra, melainkan arena penuh kendali Furlani.

Sepanjang musim ini, Ibra memang tampil seolah-olah sebagai penentu arah klub, bahkan lebih dari sekadar penasihat.

Baca Juga:Gianluigi Buffon: Tudor Membawa Energi Positif ke JuventusKalahkan Atalanta 1-0, Lazio Punya Peluang Lebih Baik dari AS Roma untuk Lolos ke Liga Champions

Namun manuver Gerry Cardinale yang memberi mandat penuh kepada Furlani menegaskan satu hal: peran Ibra kini dikebiri, perlahan terpinggirkan.

Langkah Milan untuk merampingkan struktur manajemen dinilai sebagai bentuk efisiensi. Namun di balik itu, terselip sinyal bahwa pengaruh Ibra—yang dulu dianggap magnet semangat—kini dianggap lebih banyak membawa gangguan ketimbang kestabilan.

Di sisi lain, upaya Milan mendatangkan direktur olahraga baru juga menunjukkan wajah baru manajemen Rossoneri yang ingin lebih rasional, terukur, dan berorientasi kolektivitas.

0 Komentar