BANJAR, RADARTASIK.ID – Orang tua almarhum, R, korban meninggal dunia setelah terjun ke Sungai Citanduy dekat jembatan pelangi Kecamatan Langensari mendatangi Polres Banjar, Senin 7 April 2025.
Pelaporan itu menindaklanjuti adanya dugaan bullying dalam peristiwa yang menyebabkan korban terjun ke Sungai Citanduy.
Korban nekat melompat karena diduga depresi atau ada tekanan dari pihak luar.
Baca Juga:Remaja Tenggelam di Sungai Citanduy Kota Banjar Ditemukan 10 Kilometer Dari Titik Awal LoncatTiba Tiba Melompat, Remaja Tenggelam di Sungai Citanduy Kota Banjar
Divisi Perlindungan Anak LBH Benteng Perjuangan Rakyat Wahyuni menyebut, pihak keluarga almarhum, R, menghubungi untuk mendampingi pelaporan.
“Kami LBH di Bekasi merasa terketuk dengan kejadian tersebut dan ingin masalah ini clear, tidak ada lagi yang singpang siur,” ucapnya saat konferensi pers.
Dia menjelaskan, sebelum melakukan pelaporan, pihaknya telah menemui perwakilan sekolah dan teman-teman almarhum. Mencari tahu aktivitas korban selama di sekolah.
Selain keterangan dari pihak sekolah dan teman-teman, juga orang tuanya.
Pasalnya, almarhum diduga mengalami depresi berat yang berakibat melakukan tindakan menenggelamkan diri atau terjun ke Sungai Citanduy.
“Usia almarhum masih di bawah umur, dan diduga mengalami depresi berat. Bukan hanya fisik tapi psikis (bullying),” jelasnya.
Menurutnya, berdasarkan keterangan yang didapat, dugaan itu menjadi dasar orang tua didampingi kuasa hukum melakukan pelaporan ke Polres Banjar.
Apalagi sehari sebelum kejadian, almarhum sempat buka puasa bersama dengan orang yang diduga pelaku. Orang tersebut yang dilaporkan keluarga korban.
Baca Juga:Pria Mengamuk di Pasar Banjar, Bawa Senjata Tajam Langsung Diciduk PetugasEcowisata Batu Peti Kota Banjar Mulai Dilirik, Masuk Masih Gratis, Pengunjung Terus Berdatangan
Berdasarkan kesaksian orang tua dan bukti rekaman CCTV, almarhum dan terlapor sempat bertemu.
“Almarhum Rizal juga sempat curhat dengan temannya, baik melalui telpon dan juga chat, karena tidak bisa mencurahkan ke orang tuanya,” terangnya.
Pihaknya berpesan, bullying jangan dianggap sepele. Karena dampaknya sangat luar biasa, terlebih ke korban. Sebab bisa mengganggu psikis.
Ibu korban, Cahyani Titi Suranti (50) mengaku sudah melakukan pelaporan ke Polsek Lakbok. Namun sekarang ke Polres didampingi kuasa hukum.
“Sekarang baru laporan ke Polres Banjar karena selesai mengumpulkan energi dan ada yang mendampingi jadi saya semangat demi anak saya,” terangnya didampingi suaminya, Siswanto.
Menurutnya, sehari sebelum kejadian anaknya terjun ke sungai, saat pulang dari ketemuan dengan orang yang dilaporkan, sekitar pukul 22.00 sempat ingin curhat.