Kasus Bullying di Kota Tasikmalaya Sepanjang 2024 Melesat! 573 Kekerasan Terjadi di sekolah

patroli keamanan sekolah bahas masalah bullying di kota tasikmalaya
Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Kota Tasikmalaya, Maman R Setiadi (baris kedua ke-10 dari kiri), berfoto bersama kru PKS saat reuni akbar di Hotel Santika, Minggu (6/04/2025). (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dunia pendidikan Indonesia kembali dihadapkan pada tantangan serius, terutama terkait meningkatnya kasus kekerasan di lingkungan sekolah.

Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Kota Tasikmalaya, Maman R Setiadi, menyampaikan keprihatinannya atas situasi ini dan menekankan pentingnya respons bersama dari semua elemen masyarakat.

“Kita tidak bisa menutup mata terhadap tantangan besar di dunia pendidikan saat ini. Salah satunya adalah meningkatnya kasus perundungan (bullying) yang terjadi di lingkungan sekolah,” ungkap Maman dalam kegiatan reuni purna PKS, Minggu 6 April 2025.

Baca Juga:Jenazah Warga Kota Tasikmalaya yang Tenggelam di Perairan Ketapang Akhirnya DimakamkanVandalisme "Radar Jangan Bungkam" Hiasi Pemandangan di Seberang Kantor Radar Tasikmalaya Grup

Ia mengutip data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), dimana sepanjang tahun 2024 tercatat 573 kasus kekerasan di sekolah. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) bahkan mencatat bahwa setengah dari kasus tersebut terjadi di jenjang SMP. Sementara di wilayah Jawa Barat, sebanyak 56 kasus kekerasan di lingkungan pendidikan telah tercatat sepanjang tahun ini.

Maman menegaskan bahwa kondisi ini adalah alarm sosial yang harus segera direspons bersama. Ia menyampaikan keyakinannya bahwa keberadaan Patroli Keamanan Sekolah (PKS) memiliki potensi besar sebagai garda terdepan dalam menciptakan iklim sekolah yang aman dan inklusif.

“PKS bukan hanya penjaga ketertiban lalu lintas, tetapi juga penjaga moral dan perilaku di antara rekan sebaya. Dengan pendekatan persuasif antar siswa, PKS mampu menjadi ‘pengontrol sosial’ yang efektif,” ujarnya.

Ia juga mengajak seluruh elemen pendidikan, para alumni, dan masyarakat untuk terus memperkuat peran PKS.

“PKS adalah perpanjangan tangan sekolah dalam membentuk generasi yang tangguh secara karakter, kuat secara mental, dan santun dalam pergaulan,” tegas Maman.

Namun saat dimintai keterangan lebih lanjut oleh awak media mengenai data kekerasan di lingkungan sekolah khususnya di wilayah Kota Tasikmalaya, Maman enggan memberikan wawancara. Ia hanya menegaskan pentingnya sinergi seluruh pihak dalam menciptakan suasana sekolah yang aman tanpa merinci realitas lokal secara spesifik. (Ayu Sabrina)

0 Komentar