Beberapa anggota komunitas Bitcoin menyatakan kekhawatiran mereka mengenai proposal ini.
Mereka berpendapat bahwa meskipun upaya ini sangat dihargai, ada risiko bahwa koin yang tidak bermigrasi akan tetap rentan terhadap serangan, termasuk BTC milik Satoshi Nakamoto, pencipta Bitcoin.
Mereka juga mengingatkan bahwa penerapan keamanan pasca-kuantum untuk semua koin akan membutuhkan hard fork, yang dapat menciptakan mata uang baru dan mengubah sifat asli Bitcoin.
Pendekatan Preventif
Proposal ini bukan merespons terobosan yang sudah terjadi dalam komputasi kuantum, melainkan merupakan langkah preventif untuk mengantisipasi potensi ancaman di masa depan.
Baca Juga:Foxconn Laporkan Keuntungan Fantastis di Kuartal 1, Tapi Perang Dagang Global Bisa MengancamPresiden Taiwan Bertemu Eksekutif Teknologi, Bahas Dampak Tarif AS
Langkah ini muncul setelah Microsoft mengumumkan peluncuran Majorana 1, sebuah unit pemrosesan kuantum yang dapat mendukung hingga satu juta qubits per chip.
Selama periode migrasi yang disarankan, pengguna akan tetap dapat memindahkan dana mereka dengan bebas ke dompet yang lebih aman.
BIP ini juga menyerukan agar pengembang dompet, penjelajah blok, dan infrastruktur lainnya mengembangkan alat dan peringatan untuk membantu pengguna dalam proses migrasi.
Setelah tenggat waktu yang ditetapkan, node yang tidak memperbarui perangkat lunak mereka berisiko melakukan fork dari jaringan jika tetap menerima transaksi yang menggunakan kriptografi lama.
Selain itu, ini bukan kali pertama ada usulan untuk melindungi Bitcoin dari ancaman komputasi kuantum.
BTQ, sebuah perusahaan rintisan yang berfokus pada pembangunan teknologi blockchain yang tahan terhadap serangan komputer kuantum, baru-baru ini mengusulkan alternatif untuk algoritma Proof of Work (PoW) yang menggunakan teknologi kuantum.
Dalam riset mereka, BTQ mengusulkan metode baru yang disebut Coarse-Grained Boson Sampling (CGBS), yang menggunakan partikel cahaya (boson) untuk menghasilkan pola unik yang mencerminkan keadaan blockchain saat ini, alih-alih bergantung pada teka-teki matematika berbasis hash.
Baca Juga:Tarif Trump Ancam Industri Peralatan Pertanian, Petani Terpaksa Menunda PembelianGara-Gara Tarif Baru Penjualan Saham TikTok Tertunda, China Keberatan, Trump Perpanjang Tenggat Waktu
Namun, implementasi metode ini juga memerlukan hard fork yang melibatkan perubahan signifikan pada perangkat keras penambang dan node, mengganti perangkat berbasis ASIC dengan infrastruktur yang siap mengakomodasi komputasi kuantum.
Dengan demikian, meskipun ada beberapa upaya untuk memperkenalkan teknologi yang lebih aman, tantangan untuk menjaga integritas dan keamanan Bitcoin tetap ada. (Sandy AW)