Oleh karena itu, teknologi AI yang meniru gaya seni tanpa memahami makna dan perasaan di dalamnya dianggap sebagai penghinaan terhadap kehidupan itu sendiri.
Awal Mula Kontroversi Teknologi AI yang Meniru Gaya Ghibli
Pada 25 Maret 2025, OpenAI meluncurkan generator gambar terbaru mereka sebagai bagian dari GPT-40.
Teknologi ini diklaim mampu menghasilkan ilustrasi dengan akurasi dan gaya yang sangat mirip dengan karya seni terkenal, termasuk animasi khas Studio Ghibli.
Baca Juga:Series Jepang Gannibal 2, Sekuel Musim Pertama Peraih Penghargaan Ajang Sineas Asia di KorselPerjalanan Panjang Jirayut Mudik ke Thailand di Tengah Bencana Gempa Myanmar
Sejak peluncurannya, media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Reddit dibanjiri dengan gambar-gambar buatan AI yang meniru gaya Ghibli.
Hashtag seperti #GhibliStyle dan #AIGhibli pun menjadi trending.
Bahkan, CEO OpenAI, Sam Altman, turut serta dalam tren ini dengan menggunakan gambar AI bergaya Ghibli sebagai foto profilnya di Twitter.
Seiring dengan semakin populernya tren AI yang meniru gaya Ghibli, mulai marak perdebatan tentang nilai seni dan pelanggaran hak cipta.
Banyak seniman dan penggemar anime berpendapat bahwa karya Miyazaki dan timnya adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi bertahun-tahun.
Kekhawatiran mengenai hak cipta seni dan kompensasi bagi seniman asli juga semakin mengemuka.
Saat ini, belum ada regulasi yang jelas mengenai bagaimana AI yang meniru gaya seni tertentu harus dikendalikan, sehingga banyak yang bertanya apakah tren ini akan terus berkembang tanpa hambatan atau OpenAI akan memberikan tanggapan terhadap kritik yang ada.