Profil Yusa Widiana Sang Seniman Multidimensional, Menghidupkan Tradisi dalam Kanvas

MELUKIS
Seniman Yusa sedang melukis. (Ayu Sabrina / Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Yusa Widiana, lahir di Purwakarta pada 22 Mei 1971, adalah seorang seniman yang dikenal karena kemampuannya menggabungkan elemen tradisional dan kontemporer dalam karya-karyanya.

Pendidikan seninya ditempuh di Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, yang membekalinya dengan dasar kuat dalam eksplorasi seni rupa. Selain menjadi seniman, Yusa juga aktif sebagai pendidik seni dan kurator yang berkontribusi dalam berbagai kegiatan budaya dan pameran.

Sepanjang kariernya, Yusa telah berpartisipasi dalam berbagai pameran, baik tunggal maupun bersama, di tingkat nasional dan internasional. Beberapa pameran tunggalnya meliputi: Gotong Royong Reborndi Dapur Harapan Nusantara di Purwakarta, Glocal dalam Bandung Art Month di Rumah Proses di Bandung dam Nature di Sukmasarakan di Purwakarta.

Baca Juga:Libur Lebaran Seru di Alhambra Hotel & Convention, Hadirkan Paket Family Suite yang Banyak UntungnyaSharp Greenerator Tebarkan Semangat Kebaikan serta Pelestarian Lingkungan di Bulan Ramadan

Selain itu, Yusa juga aktif dalam pameran bersama seperti Seni Rupa Jawa Barat Sesi 1 di YPK Bandung, Jalinan Rona Pesona Estetika di Taman Budaya Yogyakarta, serta berbagai pameran yang diadakan di luar negeri, termasuk di Jerman, Jepang, Singapura, Prancis, dan Abu Dhabi.

Yusa dikenal karena karyanya yang mendalam dan reflektif. Beberapa karya terkenalnya antara lain: Save the Forest (2019), media campuran, 90 x 70 cm. Lalu, Remember, media campuran. Ada juga Membaca Langit, Menyentuh Bumi (2023), media campuran di kanvas, 70 x 90 cm, yang menggambarkan kursi tua terapung sebagai simbol refleksi terhadap kekuasaan dan kondisi sosial politik saat ini.

Dalam proses kreatifnya, Yusa sering menekankan pentingnya memahami dan menghargai tradisi serta budaya lokal. Ia percaya bahwa seni dapat menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, menghubungkan nilai-nilai tradisional dengan konteks modern. Salah satu kutipannya yang mencerminkan pandangan ini adalah: “Melalui seni, kita dapat membaca langit dan menyentuh bumi, memahami hubungan antara yang ilahi dan yang duniawi”.

Selain berkarya, Yusa juga berperan sebagai pengajar seni di Kota Tasikmalaya. Ia aktif menggerakkan dan menyelenggarakan berbagai kegiatan kesenian, termasuk pameran dan workshop, untuk mendorong generasi muda dalam mengembangkan apresiasi terhadap seni dan budaya. Ia juga menjadi fasilitator dalam program Gerakan Seniman Masuk Sekolah yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, membuktikan komitmennya dalam dunia pendidikan seni.

0 Komentar