Statistik menunjukkan penurunan signifikan dalam aspek pertahanan walalupun serangan mereka memang lebih produktif, dengan rata-rata gol meningkat dari 1,4 menjadi 1,7 per laga (total 24 gol dalam 14 pertandingan).
Pertahanan Napoli saat ini semkain melemah, dengan jumlah kebobolan naik menjadi 13 gol (rata-rata 0,93 per pertandingan).
Clean sheet juga menurun drastis, hanya mencatatkan empat dari 14 pertandingan terakhir, termasuk hasil imbang 0-0 melawan Venezia sebelum jeda internasional.
Baca Juga:Arrigo Sacchi Dukung Pioli Latih Juventus: "Stefano Memiliki Kualitas untuk Sukses"Daftar Pemain Incaran AC Milan untuk Kembalikan Identitas Italia: Dari Tonali hingga Coppola
Perubahan ini menegaskan bahwa kekuatan utama Napoli di bawah Conte adalah pertahanan yang kokoh.
Berbeda dengan tim pesaing seperti Inter dan Atalanta yang mengandalkan produktivitas serangan tinggi, Napoli lebih bertumpu pada organisasi bertahan yang solid.
Rapuhnya pertahanan di paruh kedua musim membuat kelemahan Napoli semakin terlihat. Meski lini depan meningkat, efektivitas mereka masih kalah dibandingkan rivalnya.
Inter telah mencetak 65 gol sejauh ini, unggul 20 gol dari Napoli (45). Sementara Atalanta juga lebih tajam dengan 63 gol—18 lebih banyak dari pasukan Conte.
Dengan musim memasuki fase krusial, Napoli harus segera menemukan kembali keseimbangan yang sempat menjadi kekuatan utama mereka.
Soliditas pertahanan perlu dikembalikan, sementara efektivitas serangan juga harus ditingkatkan agar tetap bersaing dalam perebutan gelar.
Bagi Conte, tugasnya jelas: memperkuat lini depan tanpa mengorbankan stabilitas di lini belakang.
Baca Juga:Capello Ramal Sergio Conceicao dan Tudor Terancam Dipecat di Akhir MusimMengapa Genoa Mengenakan Seragam Boca Juniors Saat Melawan Juventus
Hanya dengan cara ini Napoli bisa terus bersaing hingga akhir musim dan tetap dalam perburuan Scudetto.
Laga melawan AC Milan dipastikan akan menjadi tolok ukur sejauh mana mereka siap untuk merebut scudetto dari tangan Inter.