TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebagai pasar terbesar di Tasikmalaya dan Priangan Timur, Pasar Cikurubuk menjadi pusat aktivitas ekonomi yang padat.
Namun, dalam beberapa waktu terakhir, para pedagang mengeluhkan penurunan jumlah pembeli yang berdampak pada omset mereka.
Meski begitu, momen Ramadan membawa angin segar dengan meningkatnya kembali aktivitas jual beli, terutama menjelang Lebaran.
Baca Juga:Jenazah Warga Kota Tasikmalaya yang Tenggelam di Perairan Ketapang Akhirnya DimakamkanVandalisme "Radar Jangan Bungkam" Hiasi Pemandangan di Seberang Kantor Radar Tasikmalaya Grup
Di balik geliat ekonomi yang mulai bangkit, persoalan keamanan masih menjadi tantangan besar di pasar tradisional ini.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Cikurubuk, Deri Herliana SIP, mengungkapkan bahwa jumlah personel keamanan yang tersedia masih jauh dari ideal untuk mengawasi luasnya area pasar.
“Jam 9 malam ada penambahan personel, jadi tiga orang, jadi semuanya ada lima orang. Secara keseluruhan, jumlah keamanan yang ada di Pasar Cikurubuk mencapai 15 orang,” ujar Deri kepada Radar, Jumat 28 Maret 2025.
Dengan luas lahan mencapai empat hektare dan sekitar 2.700 kios yang aktif beroperasi, jumlah personel keamanan tersebut dinilai belum cukup untuk mengawasi seluruh area pasar.
Menurut Deri, pihaknya telah berusaha memaksimalkan sistem pengamanan dengan keterbatasan anggaran yang tersedia.
“Ya justru itu, semua tidak tercover. Tapi ya apa boleh buat. Anggaran dari pemerintah segitu, ya kami memaksimalkan saja. Mudah-mudahan ke depan ada peluang untuk menambah,” katanya. Beberapa titik di dalam pasar juga disebut rawan terjadi aksi kriminalitas, terutama di Blok D4 dan Blok A1.
Situasi di Blok A1 semakin diperparah dengan kondisi bangunan yang belum stabil akibat kebakaran yang terjadi sekitar 10 tahun lalu.
Hingga kini, bangunan di blok tersebut belum direhabilitasi secara menyeluruh.
Baca Juga:Cecep-Asep Dapat Kekuatan Tambahan Usai Kiai se-Tasikmalaya Selatan Total Beri Dukungan di PSU!Pantes Pasar Dadakan di HZ Mustofa Kota Tasikmalaya Tak Terbendung, Ternyata Ada Pungutan Liar!
“Rawannya biasa di sela-sela pedagang di Blok D4 dan A1. Di Blok A1 sementara ini kan belum ada rehab, mulai dari kebakaran tahun ke belakang itu, kurang lebih sudah 10 tahun belum dibangun kembali. Struktur bangunannya belum stabil,” jelasnya.
Selain permasalahan infrastruktur dan jumlah personel yang terbatas, Pasar Cikurubuk juga menghadapi tantangan dari potensi kejahatan yang mengintai.
Pada siang hari, keramaian pasar kerap dimanfaatkan oleh pelaku pencopetan yang menyasar pembeli maupun pedagang, membuat pengunjung harus lebih waspada saat berinteraksi dengan orang asing.