Ia berperan besar dalam kemenangan di babak semifinal melawan Real Madrid dan menjadi starter di final Liga Champions melawan AC Milan.
Namun, cedera kembali menghantuinya saat bertabrakan dengan Shevchenko, memaksanya keluar sebelum laga berakhir, yang akhirnya dimenangkan Milan melalui adu penalti.
Pada musim 2003/04, cedera berkepanjangan semakin membatasi perannya di tim. Ia hanya tampil dalam 26 pertandingan dan mencetak 3 gol.
Baca Juga:Pemimpin Curva Sud Bantah Cari Uang dari Penggemar AC Milan: "Saya Memilki Hubungan yang Baik dengan Klub"Napoli vs AC Milan: Lukaku Incar Gol ke-400 ke Gawang Rossoneri
Salah satu momen terkenalnya adalah saat menjadi sasaran ejekan Francesco Totti dalam kekalahan 0-4 dari AS Roma.
Meski begitu, Tudor tetap dikenang sebagai pemain serbaguna yang selalu siap memberikan kontribusi bagi Juventus, meskipun kariernya terganggu oleh cedera.
Tahun-tahun Terakhir dI Juventus
Musim 2004/05 menandai dimulainya era baru di Juventus di bawah asuhan Fabio Capello.
Kedatangan Fabio Cannavaro dan perpindahan Lilian Thuram ke posisi bek tengah semakin mempersempit peluang bermain bagi Igor Tudor, yang sudah sering diganggu cedera.
Meski begitu, fleksibilitasnya membuatnya tetap dipertahankan dalam skuad.
“Tahun lalu ia ingin hengkang,” ungkap General Manager Luciano Moggi.
“Namun setelah bertemu Capello, ia memutuskan bertahan. Saya yakin ia akan kembali sebagai juara,” jelasnya.
Namun, kenyataannya berbeda. Hingga paruh pertama musim, Tudor hanya tampil dalam empat pertandingan, hingga akhirnya pada Januari 2005 ia dipinjamkan ke Siena.
Baca Juga:Francesco Totti Akui Tak Pernah Nongkrong Bareng Nesta: "Kami Simbol AS Roma dan Lazio"Saran Capello untuk Calon Pelatih AS Roma Musim Depan: "Cari Seseorang yang Memahami Nilai Klub"
“Saya datang ke Siena untuk melampiaskan kemarahan setelah terlalu lama berada di bangku cadangan,” katanya saat diperkenalkan sebagai pemain baru Siena.
“Di Juventus, saya lebih merasa seperti penggemar daripada pemain,” sambungnya.
Selama satu setengah musim di klub Tuscany, ia menunjukkan konsistensi dan bermain baik di berbagai posisi, baik sebagai bek maupun gelandang.
Dalam 39 penampilan, ia mencetak dua gol—satu gol penentu kemenangan melawan Lazio (1-0) dan satu lagi melawan AC Milan (kalah 1-3).
Tudor juga masih aktif bersama tim nasional Kroasia, tampil di Euro 2004 dan Piala Dunia 2006.
Laga terakhirnya untuk Kroasia adalah pertandingan melawan Australia (2-2) di fase grup Piala Dunia, mengakhiri karier internasionalnya dengan 55 caps dan 3 gol.