Pemkot Tasikmalaya Pilih Kena Bully Ketimbang Aksi Menertibkan Pedagang Pasar Dadakan di Jalan HZ Mustofa

Pasar dadakan jalan hz mustofa, pemkot tasikmalaya, pedagang baju lebaran
Aktivis HMI Ujang Amin
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Semenjak munculnya pasar dadakan di Jalan HZ Mustofa dengan segala problemanya, pemerintah seakan bersikap pasif. Pemkot Tasikmalaya seakan memilih bertahan kena bully ketimbang melakukan aksi penertiban.

Aktivis HMI Ujang Amin melihat Pemerintah Kota Tasikmalaya menunjukkan sikap yang sangat lemah terkait kondisi Jalan HZ Mustofa. Pasalnya tidak terlihat ada reaksi untuk menertibkan ketika publik menyoal situasi jalan tersebut. “Kelihatan sangat pasif, karena sama sekali tidak ada upaya yang dilakukan,” ungkapnya kepada Radar, Kamis (27/3/2025).

Sering kali, publik kecewa ketika upaya yang dilakukan pemerintah tidak memberikan hasil maksimal. Namun masalahnya dalam hal ini Pemkot sama sekali tidak melakukan upaya yang kongkret di lapangan. “Jangankan berharap hasil yang maksimal, upayanya saja enggak ada,” terangnya.

Baca Juga:Siap-Siap! Lonjakan Jumlah Kendaraan Arus Mudik di Tasikmalaya Diprediksi Jumat MalamHarus Dievaluasi, PUI Minta Safari Ramadan Tak Sekadar Acara Seremonial Pemkot Tasikmalaya

Maka dari itu menurutnya Pemkot saat ini lebih memilih di-bully bahkan dicaci maki tanpa ada aksi. Menunjukkan sikap yang mati rasa atas keluhan dari publik. “Kasarnya bodo amat dengan masyarakat, enggak apa-apa di-bully juga,” katanya.

Informasi dari sumber Radar, Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan dan wakilnya Diky Candra menyesalkan sikap dari dinas-dinas terkait. Hal itu disampaikan dalam rapat pimpinan di lingkungan Pemkot.

Pasalnya, sejak awal dinas atau OPD terkait tidak ada yang memberikan masukan atau pemetaan apapun. Sehingga pada akhirnya Pemkot pun hanya mampu menahan bully dari publik tanpa bisa melakukan aksi atau memberi solusi.

Beberapa waktu sebelumnya, Viman pun mengaku tidak punya cukup waktu menyusun strategi penataan menjelang lebaran. Karena waktunya dianggap terlalu sempit untuk merencanakan penataan yang maksimal. “Ketika saya menjabat, langsung bulan Ramadan,” terangnya.

Kendati demikian, hal ini tetap menjadi bahan evaluasi bagi Pemkot Tasikmalaya. Dia pun berkomitmen untuk bisa menyusun rencana penataan yang lebih baik ke depannya. “Insyaallah ke depannya akan membuat perencanaan lebih matang,” ucapnya.(rangga jatnika)

0 Komentar