My Name Is Khan mendapat sambutan hangat dari kritikus film dan penonton, terutama atas akting memukau para pemerannya.
Dibuat dengan anggaran sekitar ₹550 juta (sekitar USD 12,2 juta pada 2010), film ini berhasil meraup pendapatan sebesar ₹1,9–2,2 miliar (sekitar USD 42,1–48,8 juta pada 2010), menjadikannya salah satu film Bollywood tersukses pada masanya.
Film ini juga memenangkan berbagai penghargaan bergengsi, termasuk tiga penghargaan Filmfare: Sutradara Terbaik untuk Karan Johar, Aktor Terbaik untuk Shah Rukh Khan, serta Aktris Terbaik untuk Kajol.
Sinopsis My Name Is Khan: Perjalanan Rizwan Khan Menemukan Keadilan
Baca Juga:Mega Bollywood Spesial Sahur: Tanhaji: The Unsung Warrior Tayang di ANTV! Simak Sinopsisnya di Sini!Jadwal Acara ANTV Jumat, 28 Maret 2025: Mega Bollywood Tanhaji, My Name Is Khan hingga Senyum Iman Ramadan
Rizwan Khan tumbuh dalam keluarga Muslim sederhana di Borivali bersama ibunya, Razia, dan adiknya, Zakir.
Sejak kecil, Rizwan mengalami sindrom Asperger, yang membuatnya mendapatkan perhatian lebih dari sang ibu.
Hal ini menyebabkan kecemburuan dari Zakir, yang kemudian memutuskan untuk meninggalkan rumah dan menetap di San Francisco.
Setelah kepergian ibunya, Rizwan dewasa pergi ke San Francisco untuk tinggal bersama Zakir.
Di sana, ia bertemu dengan Mandira, seorang wanita Hindu yang memiliki seorang putra bernama Sameer dari pernikahan sebelumnya.
Rizwan dan Mandira saling jatuh cinta, kemudian menikah, dan membangun kehidupan bersama di Banville.
Mereka bertetangga dengan keluarga Garrick, dan Sameer berteman dengan Reese, anak dari keluarga tersebut.
Baca Juga:Menu Buka Puasa: Resep Cumi Saus Padang, Gurih Bumbu Rempah Khas NusantaraPerang Kota: Adaptasi Epik dari Novel Jalan Tak Ada Ujung Mochtar Lubis, Siap Tayang di Bioskop, Cek Sinopsis!
Namun, tragedi terjadi pada tahun 2007 ketika serangan teroris yang dilakukan oleh kelompok Muslim memicu diskriminasi terhadap Rizwan dan keluarganya.
Keadaan semakin memburuk ketika Sameer menjadi korban perundungan dan akhirnya meninggal akibat serangan fisik dari teman-teman sekolahnya.
Mandira yang dipenuhi kesedihan menyalahkan Rizwan atas kejadian tersebut dan memilih untuk berpisah.
Sebelum benar-benar pergi, ia memberikan syarat kepada Rizwan: mereka baru bisa bersama lagi jika Rizwan berhasil menemui Presiden Amerika Serikat dan mengatakan bahwa dirinya bukan seorang teroris.
Dalam upaya memenuhi syarat yang diberikan Mandira, Rizwan melakukan perjalanan ke Los Angeles dan bergabung dalam iring-iringan Presiden George W. Bush.
Ia berusaha menyampaikan pesan bahwa dirinya bukan seorang teroris, tetapi malah ditangkap karena dianggap sebagai ancaman.