RADARTASIK.ID – Mantan pelatih legendaris Fabio Capello menyindir peran Zlatan Ibrahimovic di AC Milan, yang sempat menyebut dirinya sebagai “bos” klub.
Dalam kolom editorialnya di La Gazzetta dello Sport, Capello mengulas situasi negatif yang dihadapi AC Milan dan Juventus musim ini.
Menurutnya, jika kedua tim besar ini hanya menargetkan lolos ke Liga Champions sebagai pencapaian utama, maka ada yang salah dalam manajemen mereka.
Baca Juga:Benjamin Pavard Yakin Inter Bisa Raih Treble Winners: "Saya Ingin Lebih Banyak Trofi Lagi"Hanya Dijadikan Pelatih Sementara, Ini 2 Syarat Igor Tudor Bertahan di Juventus Musim Depan
Ia juga menilai bahwa dua pelatih, Sergio Conceição di Milan dan Igor Tudordi Juventus, kemungkinan besar tidak akan bertahan setelah musim ini.
Capello kemudian mempertanyakan struktur manajemen Milan yang dianggapnya tidak jelas yang berpengaruh terhadap kinerja tim saat ini.
“Semuanya tampak rumit bagi saya: apa sebenarnya rantai komandonya? Jika pelatih yang dipilih sejak awal musim tidak meyakinkan, jika strategi transfer tidak berhasil, maka harus ada sosok manajemen yang bertanggung jawab atas keputusan ini,” ujar Capello.
“Namun, di Milan, masih belum jelas siapa yang memegang kendali,” sindirnya.
Ia kemudian menyoroti peran tidak jelas Ibrahimovic yang bahkan membuat fans Milan bingung siapa yang bertanggung jawab atas kinerja buruk Rossoneri saat ini.
“Ibrahimovic bukan seorang manajer, melainkan penasihat bagi pemilik. Tapi beberapa waktu lalu, ia menyebut dirinya bos dan orang yang bertanggung jawab,” katanya.
“Namun, dalam pemilihan direktur olahraga baru, justru CEO Giorgio Furlani yang berada di garis terdepan,” ungkapnya.
Baca Juga:Ronaldo Akui Kariernya Hampir Berakhir di Inter Milan: "Saya Menangis Ketakutan"Nesta Akui Paolo Maldini Bek Terkuat di Dunia: Di Usia 40 Tahun, Dia Masih Melaju Seperti Kereta Api
“Bahkan para penggemar pun bingung, mereka tidak tahu siapa yang harus disalahkan jika musim ini berakhir tanpa tiket Liga Champions,” tambahnya.
Capello mengakui Juventus yang dianggapnya memiliki manajeman yang lebih jelas dibanding Milan.
“Di Juventus, setidaknya tanggung jawab lebih transparan. Direktur teknik Cristiano Giuntoli telah memimpin bursa transfer dengan investasi lebih dari 200 juta euro untuk merevolusi tim. Namun, performa Bianconeri tidak sesuai harapan,” paparnya.
Terakhir, Capello mengingatkan bahwa pemecatan Thiago Motta tidak akan menjmin masa depan Giuntoli jika klub mengalami musim yang mengecewakan.
“Kesabaran di klub besar sangat terbatas. Ini berlaku untuk pelatih, tetapi juga untuk manajer,” pungkasnya.