RADARTASIK.ID – Bek legendaris AC Milan, Alessandro Nesta, mengungkapkan bahwa keputusannya untuk pensiun dari sepak bola dipicu oleh pengalaman menghadapi Lionel Messi saat melawan Barcelona.
Dalam wawancara dengan saluran YouTube Prime Video Sport, Nesta pertama-tama mengenang kepindahannya ke Major League Soccer (MLS) dan perjalanannya setelah meninggalkan Milan.
“Saya pergi ke Montreal di MLS. Setelah berhenti selama 6-7 bulan, Marco Materazzi, yang saat itu menjadi pemain-pelatih di India, menelepon saya. Dia ingin saya bergabung, dan di sana dia bermain sebagai gelandang serang. Taktiknya? Dia hanya menyundul bola ke depan, tidak lebih,” kata Nesta dikutip dari Calciomercato.
Baca Juga:Capello: Francesco Totti Pemain Hebat yang Tak Bisa Berlari dan Menggiring BolaCapello Mengaku Menolak Permintaan Real Madrid untuk Tidak Memainkan David Beckham
Nesta mengakui bahwa tubuhnya mulai memberikan sinyal untuk berhenti, terutama setelah menghadapi Messi di Liga Champions.
“Saya merasa sudah cukup setelah menjalani operasi dan harus minum dua Voltaren sehari. Tubuh saya mulai memberi tahu saya bahwa sudah waktunya berhenti,” ujarnya.
“Tahun sebelumnya, saya bermain dalam dua pertandingan melawan Barcelona dan Messi. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa menyelesaikan pertandingan itu,” ungkapnya.
“Tahun berikutnya, saya berpikir bahwa jika saya menghadapi pemain seperti itu lagi, saya pasti akan kesulitan. Saat itulah saya berkata pada diri sendiri: ini waktunya untuk pensiun,” lanjutnya.
Nesta bahkan menolak tawaran perpanjangan kontrak satu tahun dari Milan karena tidak bisa bermain di level yang sama lagi.
“Milan memberi saya kontrak satu tahun lagi, tetapi saya bilang tidak. Sebagai bek, saya harus mengejar pemain lain, dan saat itu saya sadar bahwa saya tidak bisa lagi melakukannya dengan level yang sama,” jelasnya.
Setelah meninggalkan sepak bola profesional, Nesta pindah ke Kanada dan kemudian ke Miami, tetapi ia menghadapi kesulitan beradaptasi dengan kehidupan tanpa sepak bola.
Baca Juga:Hakan Calhanoglu Jadi Korban Revolusi Musim Panas Inter MilanJurnalis Italia: Thiago Motta Contoh Mengapa Fabregas Belum Layak Melatih AC Milan
“Saya sudah menyiapkan segalanya untuk pindah ke Kanada, tetapi saya belum siap secara mental untuk berhenti total. Beralih dari 100 ke 0 itu sulit bagi saya. Setelah bermain di India, saya benar-benar memutuskan untuk berhenti,” kenangnya.
“Saya menghabiskan begitu banyak waktu di sofa sampai akhirnya saya merasa benar-benar terpuruk secara mental. Istri saya membawa saya ke Karibia, ke hotel mewah, tetapi setelah sehari saya ingin pulang. Dia tidak mengusir saya dari rumah hanya karena dia mencintai saya, dia orang suci,” ucapnya.