Sebulan Viman-Diky Menjabat, Banyak Seremoni

viman alfarizi romadon
Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi membuka acara gerakan minum susu di Rancabango pada Minggu 23 Maret 2025. (Firgiawan/Radartasik.id)
0 Komentar

Nandang juga menambahkan, seremoni yang berlebihan bisa menjadi alat pamer kekuasaan sekaligus mekanisme koersi yang efektif dan efisien. Dalam hal ini, pemerintahan Viman-Diky diharapkan dapat menjadi kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya.

Dengan kemenangan besar dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, sejatinya pemerintah dapat langsung tancap gas sejak administrasi mereka resmi berjalan pada Februari lalu.

“Akan tetapi, periode awal pemerintahan ini memperlihatkan adanya inkonsistensi kebijakan dan kontradiksi yang masih terlihat. Meskipun mereka telah mengikuti berbagai agenda strategis. Ada banyak hal yang perlu dikoreksi. Sayangnya, seremoni yang berlebihan bukanlah solusi kebuntuan, seberapa sering pun itu dilakukan. Yang lebih utama adalah tata kelola kebijakan yang teliti dan konsekuen,” pungkas Nandang.

Baca Juga:Cecep-Asep Dapat Kekuatan Tambahan Usai Kiai se-Tasikmalaya Selatan Total Beri Dukungan di PSU!Pantes Pasar Dadakan di HZ Mustofa Kota Tasikmalaya Tak Terbendung, Ternyata Ada Pungutan Liar!

Sebelumnya pun, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya mengingatkan agar kepala daerah tidak terjebak dalam rutinitas seremonial yang berlebihan. Dalam kunjungannya ke Bale Kota Tasikmalaya pada 20 Maret 2025, ia berpesan kepada Wali Kota Viman untuk lebih fokus pada inovasi dan efektivitas dalam menjalankan pemerintahan.

“Pak Wali harus punya keinginan dan improvisasi dalam menjalankan tugas. Jangan terlalu disibukkan dengan rutinitas seremonial,” ujarnya di hadapan pejabat Pemerintah Kota Tasikmalaya.

Bima Arya juga menegaskan bahwa kepala daerah harus bekerja sesuai aturan dan memprioritaskan pengelolaan APBD secara efektif. “Jangan membelanjakan APBD untuk hal-hal yang bukan skala prioritas seperti SPPD, makan minum, rapat, dan konsultasi. Itu harus dibatasi,” tegasnya.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya penerapan sistem meritokrasi dalam pengisian jabatan. “Meritokrasi itu penting. Seseorang harus dipilih dan diangkat berdasarkan kemampuan, prestasi, dan kualifikasinya, bukan karena kedekatan atau status sosial,” tambahnya.

Di sisi lain, Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, sempat menyatakan bahwa program prioritasnya dalam seratus hari kerja akan fokus pada sektor pendidikan dan kesehatan, dari total empat program unggulannya. (Ayu Sabrina)

0 Komentar