TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Almamater merupakan salah satu simbol kekeluargaan antar generasi. Ditambah momen Ramadan, hubungan lintas generasi pun bisa diperkuat.
Seperti yang dilakukan oleh alumni Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya angkatan 1988. Mereka mengajak junior-juniornya yang masih menjadi mahasiswa aktif di angkatan 2020-an untuk membagikan takjil di Jalan Siliwangi, Sabtu (22/3/2025).
Perbedaan generasi yang dari 2 dekade ini seakan tidak lagi berjarak. Mereka bersama-sama membagikan takjil kepada para pengendara yang melintas.
Baca Juga:Gerakan Ajengan Muda se-Kabupaten Tasikmalaya  Siap Bergerak Memenangkan Pasangan Cecep-AsepLehernya Tercekik Tali! Pamit Istirahat, Pegawai Toko di Tasikmalaya Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Usai membagikan takjil, mereka pun santap buka puasa bersama dengan cara yang sederhana. Momen ini semakin membuat interaksi mereka lebih aktif.
Ketua angkatan Faperta Unsil 1988, Peri Nandang Yogaswara menerangkan kegiatan tersebut sudan rutin dilaksanakan di bulan Ramadan. Di mana dia dan rekan-rekan seangkatannya berkumpul bersama dan mengajak mahasiswa Faperta aktif. “Supaya tidak ada rantai komunikasi yang terputus, meskipun selama ini ada grup alumni,” ungkapnya.
Bagi-bagi takjil dan buka puasa bersama itu pun hasil swadaya dari rekan-rekan seangkatannya. Meskipun tidak semua bisa berkumpul karena jarak yang terlampau jauh. “Karena banyak juga yang sekarang bekerja atau jadi pengusaha di luar Jawa,” terangnya.
Kuatnya komunikasi lintas generasi ini bukan semata soal silaturahmi saja. Namun jadi bekal jejaring juga untuk para mahasiswa aktif di almamaternya guna kepentingan akademik atau masa depan. “Kan bisa jadi koneksi, karena banyak rekan-rekan kita yang jadi ahli pertanian,” tuturnya.
Ketua BEM Faperta Unsil Nazril Hasbilah berterima kasih atas perhatian dari para alumni 1988. Sehingga komunikasi yang terbangun bisa lebih baik karena berkumpul secara langsung. “Jadi kami merasa diakui juga oleh angkatan-angkatan lama,” terangnya.
Apalagi, sudah menjadi budaya di Faperta dalam menjaga komunikasi antar generasi. Sehingga banyak ilmu dan pengalaman dia dapat dalam interaksi yang terjadi. “Bahkan mungkin hanya Faperta saja yang komunikasinya masih kuat sampai angkatan 1988,” ucapnya.(rangga jatnika)