TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pengesahan Undang-Undang (UU) TNI oleh DPR RI pada Kamis (20/3/2025) langsung memicu aksi protes mahasiswa dan masyarakat di Kota Tasikmalaya.
Ratusan demonstran turun ke jalan dan melakukan aksi bakar ban di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya sebagai bentuk penolakan.
Sejak pagi, massa telah berkumpul membawa poster, spanduk, dan bendera yang berisi kritik terhadap UU TNI.
Baca Juga:Sempat Terlempar ke Rp 3000, Harga Koin Kripto Ini Diramal Bisa Jadi Kuda Hitam Saat Pasar Kembali BullishFirst Resources Akuisisi Pengendali ANJT Senilai Rp5,4 Triliun, Saham Jagoan Lo Kheng Hong Melonjak!
Ketua BEM Universitas Siliwangi, Muhamad Risaldi, dengan lantang menyuarakan penolakannya terhadap undang-undang tersebut.
“Kami menolak RUU TNI. Sekitar jam 11 siang tadi ternyata sudah disahkan. Kami mengecer, yang tadinya menolak RUU menjadi mencabut Undang-Undang TNI,” tegas Risaldi di tengah sesi wawancara, disambut sorakan dukungan dari massa aksi.
Risaldi mendesak DPRD Kota Tasikmalaya agar mendukung aspirasi masyarakat. Bukan mengabaikan tuntutan yang telah disampaikan.
Mahasiswa protes lantaran DPRD tidak bisa memenuhi permintaan mereka untuk mengumpulkan semua fraksi di hari itu dan menyatakan penolakan terhadap UU TNI.
“Kita meminta supaya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai dewan yang berada di Kota Tasikmalaya bersikap,” tandasnya.
Mahasiswa menilai lahirnya UU TNI merupakan bentuk pengkhianatan terhadap prinsip demokrasi dan hak-hak sipil.
Sejumlah perwakilan demonstran berupaya masuk ke gedung DPRD untuk menyampaikan tuntutan secara langsung.
Baca Juga:Ini Dia Link CCTV Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025 dari Kementerian Lembaga TerkaitPunya Banyak Aset Tanah di Tasikmalaya, Eks Dirut Pertamina Nicke Widyawati Miliki Total Harta Kekayaan Segini
Namun, negosiasi dengan pihak dewan tidak membuahkan hasil. Massa semakin kecewa dan bersikap lebih keras dalam menyuarakan penolakan.
“Pertama, tuntutan menolak pengesahan Undang-Undang TNI. Kami tegas bahwasanya itu harus dicabut!” seru Risaldi menutup orasinya.
Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Aslim SH, sempat menemui massa aksi setelah pembakaran ban dilakukan.
Namun, ia menyatakan tidak dapat menerima audiensi di dalam gedung karena tuntutan massa yang meminta seluruh fraksi DPRD untuk hadir.
“Kami terima aspirasi teman-teman mahasiswa. Silakan disampaikan,” kata Aslim yang tampak mengenakan masker.
Aksi demonstrasi ini terus berlanjut hingga sore hari. Para demonstran berjanji akan terus menggelar aksi hingga tuntutan mereka didengar dan dipenuhi.
Sementara itu, aparat kepolisian berjaga di sekitar lokasi untuk menjaga ketertiban selama aksi berlangsung. (Ayu Sabrina)