PSU Kabupaten Tasikmalaya: Tarung Ulang, Memilih Ulang dan Modal Ulang!

Psu pilkada kabupaten tasikmalaya
Calon Bupati Tasikmalaya: H Iwan Saputra, H Cecep Nurul Yakin dan Hj Ai Diantani
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Tasikmalaya dijadwalkan pada 19 April 2024. Hal ini akan menjadi ajang pertarungan sengit bagi tiga pasangan calon di Pilkada 2024 untuk tanding ulang.

Dengan waktu yang hanya sekitar 30 hari lagi, masing-masing pasangan calon dituntut kreatif, efektif dan strategic dalam upaya meraih suara maksimal.

Pengamat politik dari Universitas Islam KH Ruhiat Cipasung, Dr Maulana Jannah mengatakan pasangan calon harus mengatur strategi efektif untuk menggaet kembali suara pemilih, di tengah kondisi politik yang kompleks dan partisipasi publik cenderung menurun.

Baca Juga:Para Petarung Tinju Pertina Kota Tasikmalaya Beraksi di Lampu Merah Simpang PadayunganLebaran Semakin Dekat, Pahami Dulu Kondisi Jalur Mudik di Tasikmalaya

“Kalau metode yang dipakai masih sama dengan pilkada serentak kemarin. Saya rasa hasilnya tidak akan jauh berbeda dengan Pilkada 2024,” ujarnya menganalisa.

Menurutnya, PSU ini berpotensi mengalami partisipasi yang lebih rendah jika KPU tidak optimal dalam sosialisasi. Tantangan terbesarnya adalah meyakinkan masyarakat bahwa pemilu ulang ini tetap bernilai dan penting, terutama di tengah kejenuhan politik yang melanda.

“Tentu dengan waktu mepet ini, pasti ada pasangan calon yang diuntungkan dan tidak. Tinggal bagaimana memanfaatkan momen itu, sebab pemenang politik itu sangat ditentukan oleh momentum,” paparnya.

Berdasarkan kondisi masing-masing pasangan calon, tokoh akademisi ini berpandangan jika pasangan Ai Diantani – Iip Miftahul Paoz, dimana kandidat Z1 menggantikan H Ade Sugianto yang sebelumnya unggul di Pilkada 2024.

Ai dipilih untuk mempertahankan basis pemilih Ade dan membangun brand yang kuat. Namun, waktu kampanye yang singkat menjadi tantangan besar untuk memperkenalkan dan menguatkan citra Ai di mata publik.

“Selain itu, kultur patriarki di Tasikmalaya yang lebih kental dibanding daerah lain. Sehingga bisa menjadi faktor yang bisa mengagregasi penerimaan calon perempuan sebagai pemimpin,” tuturnya. Kemudian, pasangan Cecep Nurul Yakin – Asep Sopari, sebagai pesaing utama dalam Pilkada sebelumnya, pasangan ini memiliki beban besar.

Jika gagal memenangkan PSU, kekalahan ganda akan menjadi pukulan berat bagi Cecep-Asep. Mereka harus bekerja dua kali lebih keras untuk menarik suara tambahan, terutama dari basis pemilih yang masih ragu.

Baca Juga:Ajak Warga Jadi Superhero, Polisi Kerahkan Pasukan Untuk Berdonor DarahTim Gabungan Turun ke Jalan HZ Mustofa, Tapi Soal Pasar Dadakan Pemkot Masih Kebingungan

“Strategi klasik dengan menggerakkan mesin politik harus lebih dimodernisasi. Namun, soliditas internal partai menjadi kendala, khususnya dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang harus diperkuat agar tidak terjadi perpecahan,” papar dia.

0 Komentar