TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang viral di media sosial. Ia mengimbau para orang tua agar tidak mengantar dan menunggui anak mereka selama di sekolah.
“Saya nggak mau ke depan anak diantar oleh orang tuanya ke sekolah, lalu orang tuanya ngumpul di depan kelas,” kata Dedi dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Jumat (14/3/2025).
Menurutnya, keberadaan orang tua di lingkungan sekolah dikhawatirkan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti potensi perselisihan antarsesama wali murid hingga melakukan intervensi terhadap guru.
Baca Juga:Indosat Perkuat Konektivitas Sepanjang Jalur Mudik, Lonjakan Trafik Diprediksi Naik 14,51 PersenKarang Taruna Kecamatan Purbaratu Gelar Tarawih Keliling untuk Pererat Silaturahmi
“Di sekolah itu sudah urusan guru. Nanti sekolahnya pagar yang tinggi, kasih gembok, kunci. Nggak boleh keluar selama pembelajaran. Orang tua juga nggak boleh masuk. Nggak boleh ada tumpukan motor, suruh pulang. Kenapa? Mengganggu,” tegasnya.
Imbauan mantan Bupati Purwakarta itu memicu beragam tanggapan dari para orang tua. Anna (30), salah satu wali murid, mengaku setuju dengan kebijakan tersebut. Menurutnya, guru harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap siswa selama di sekolah.
“Kadang ada guru yang membiarkan anak rewel karena merasa ada orang tuanya di sana. Tapi memang, sekarang banyak orang tua yang senang menunggu anaknya di sekolah, karena bisa ngobrol dan melepas penat,” ujarnya kepada Radar, Selasa (18/3/2025).
Ia menambahkan bahwa banyaknya orang tua yang menunggu di sekolah juga disebabkan oleh kurang ketatnya aturan di sekolah tersebut. “Kalau ketat mah kita juga nunggunya di luar atau antar-jemput doang,” katanya.
Di sisi lain, Nina (28) justru keberatan dengan imbauan tersebut. Menurutnya, keberadaan orang tua di sekolah bisa meningkatkan chemistry, serta mempererat tali silaturahmi, baik dengan sesama wali murid maupun guru. “Karena kan kalau di TK kalau ada kegiatan apa-apa pasti melibatkan orang tua,” tuturnya.
Terkait kekhawatiran dampak negatif akibat berkumpulnya para orang tua di sekolah, Nina menilai hal itu tergantung pada masing-masing individu dan lingkungan sekolahnya.
“Alhamdulillah ya kalau di sini mah nunggu anak sekolah tuh pure nungguin anak tanpa dibumbui oleh persaingan atau kehedonan antar ibu-ibu,” katanya.