RADARTASIK.ID – Mantan bintang Perugia dan AS Roma, Hidetoshi Nakata, mengaku bukan penggemar berat sepak bola dan bahkan tidak mengenal setengah dari tim Serie A saat pertama kali datang ke Italia.
Nakata pertama kali bergabung dengan Perugia dan langsung mencuri perhatian setelah mencetak gol spektakuler lewat tendangan salto ke gawang Juventus.
Penampilan apiknya di klub tersebut membuat AS Roma memboyongnya pada Januari 2000 untuk menjadi pelapis bagi Francesco Totti.
Baca Juga:Tammy Abraham: Pemain Cadangan yang Lebih Bersinar Dibandingkan Striker Utama AC MilanAC Milan Tolak Keinginan AS Roma untuk Barter Saelemaekers dengan Tammy Abaraham
Meskipun tidak menjadi pilihan utama seperti di Perugia, justru bersama Giallorossi Nakata mencapai puncak kariernya dengan menjuarai Serie A musim 2000/2001.
Namun, setelah meraih scudetto bersama Roma, kariernya mengalami penurunan.
Pada musim panas 2001, ia dijual ke Parma dengan harga 55 miliar lira, menjadikannya pemain Asia termahal saat itu. Nakata akhirnya memutuskan pensiun pada usia 29 tahun.
Dalam wawancara panjang dengan The Athletic, Nakata berbicara tentang kariernya dan menjelaskan betapa berbedanya orang Jepang dan Italia.
Ia juga mengaskan dirinya bukan penggemar berat sepak bola dan tidak menonton pertandingan seperti kebanyakan mantan pemain.
“Jepang sangat berbeda dengan Italia. Orang Jepang selalu tepat waktu, sementara orang Italia lebih santai dan berpikir ‘apa pun’… Itu perubahan besar bagi saya,” kata Nakata dikutip dari Tuttomercatoweb.
“Tetapi sepak bola tetaplah sama di seluruh dunia. Saya bukan penggemar berat sepak bola, saya tidak menonton pertandingan atau membaca koran. Saya hanya suka bermain sepak bola dan ingin menjadi lebih baik setiap hari,” lanjutnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa ketika pertama kali datang ke Italia, ia tidak mengenal banyak pemain besar di Serie A dan bahkan tak mengenal setengah nama tim di kompetisi tersebut.
Baca Juga:Dipanggil Timnas Jerman, Bek Inter Akui Serie A Sekolah Pertahanan Terbaik di DuniaAkhirnya, Antonio Cassano Berhenti Mengkritik Simone Inzaghi: "Ia Tahu Cara Mengalahkan Gasperini"
“Saat itu, liga Italia adalah yang terbaik di dunia, dengan pemain seperti Zinedine Zidane dan Alessandro Del Piero, tetapi saya tidak tahu banyak tentang mereka,” ujarnya.
“Saya bahkan tidak mengenal setengah dari tim di liga ini. Namun, justru itu menjadi keunggulan saya karena saya bisa fokus penuh pada permainan tanpa rasa takut,” jelasnya.