Soal Penipuan Bermodus Survei PKH di Tasikmalaya, Ketua DPRD Budi Ahdiat Minta Dinas Segera Bertindak

Budi Ahdiat
Budi Ahdiat, politisi Partai Gerindra Kabupaten Tasikmalaya. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus penipuan yang berkedok petugas survei Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, telah mengundang perhatian banyak pihak.

Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Budi Ahdiat, menegaskan bahwa Dinas Sosial (Dinsos) harus segera turun tangan untuk menindaklanjuti peristiwa tersebut. Ia mengingatkan bahwa penipuan seperti ini tidak boleh dibiarkan berkembang lebih jauh.

“Bahwa dalam proses pendataan untuk PKH, tidak ada pemungutan uang dari masyarakat penerima manfaat,” ujarnya.

Baca Juga:PDI Perjuangan Usung Ai Diantani sebagai Cabup di PSU Kabupaten Tasikmalaya, Popularitas Tinggi Jadi AlasannyaKetum Partai Golkar Bahlil Lahadalia Bicara Soal PSU Kabupaten Tasikmalaya: Siap Totalitas Menangkan Iwan-Dede

Ia menegaskan bahwa masyarakat hanya perlu menunggu pencairan bantuan tanpa perlu khawatir tentang biaya administrasi atau pungutan lainnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar Dinsos melakukan pengecekan langsung ke lapangan untuk memastikan tidak ada lebih banyak korban yang terjebak dalam penipuan tersebut.

Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Opan Sopyan, belum memberikan keterangan resmi terkait penipuan yang mengatasnamakan petugas survei PKH ini.

Sebelumnya, Warga Desa Cipaingeun Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya diresahkan dengan adanya penipuan berpura-pura menjadi petugas pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Pelaku mendatangi rumah warga dengan dalih melakukan survei.

“Betul ada kejadian, pelaku ini mendatangi rumah warga lalu minta sejumlah uang dengan alasan untuk membeli materai,” kata Koordinator PKH kecamatan Sodonghilir Andriatna kepada Radar, Jumat 14 Mart 2025.

Uang yang diminta pelaku itu dalihnya untuk administrasi minimal Rp 50 ribu. Bahkan ada warga yang membayar Rp 200 ribu. “Katanya untuk membuat berbagai berkas pengajuan PKH, seperti pembelian materai dan lainnya,” kata dia.

Andiratna menyebutkan, setelah pelaku diberikan uang berpamitan dan pergi sambil mengatakan bahwa bantuan PKH itu akan segera cari ke Kantor Pos. “Pelaku mengaku bernama Asep, dengan ciri-ciri tinggi kurus, memakai motor Yamaha N-Max warna merah,” jelas dia.

Baca Juga:Ketum Golkar Bahlil Lahadalia Safari Ramadan di Ponpes Miftahul Huda Manonjaya, Bantu Pembangunan Asrama PutriPrediksi AC Milan vs Como di Liga Italia: Menanti Kembali Magis Christian Pulisic

Pendamping Desa, Ruby menyebutkan berdasarkan penelusuran petugas pendamping hingga Jumat 14 Maret jumlah korban baru dua orang. “Untuk yang dua orang ini satu Atikah, warga Kampung Cipaingeun, Desa Cipaingeun dengan kerugian Rp 200 ribu, kedua bernama Utik Sartika, warga Kampung limusnunggal Desa Sodong hilir kerugian Rp Rp 50 ribu,” ungkapnya.

0 Komentar