“Seharusnya dana desa dimanfaatkan untuk merawat dan meningkatkan kelayakan ambulans, bukan membiarkannya rusak atau disalahgunakan,” jelasnya.
Peraturan Menteri Desa tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa menyebutkan bahwa dana desa dapat digunakan untuk pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana kesehatan, termasuk ambulans desa.
Oleh karena itu, keterbatasan anggaran atau ketidaklayakan hibah tidak seharusnya menjadi alasan untuk tidak mengoptimalkan dana desa untuk kebutuhan ini.
Baca Juga:Prediksi Tottenham Hotspur vs AZ Alkmaar di Liga Eropa: Spurs Butuh Comeback Luar BiasaPrediksi Rangers vs Fenerbahce di Liga Eropa: Misi Berat Jose Mourinho
Kepala Desa Mekarsari, Ratam Suganda, menjelaskan bahwa ambulans desa memang telah mogok sejak setahun lalu. Meskipun sebelumnya digunakan untuk melayani masyarakat, kini mobil tersebut sudah tidak berfungsi.
Ia menyebutkan bahwa mobil tersebut merupakan hibah dari Pemerintah Kabupaten Ciamis sejak 2019, namun pada tahun 2024 sudah tidak bisa digunakan.
“Pemerintah Desa Mekarsari telah berusaha memperbaiki kabel-kabel yang rusak, namun mobil yang sudah berusia lebih dari dua dekade tersebut membutuhkan perbaikan lebih lanjut yang membutuhkan biaya sekitar Rp 10 juta,” ungkapnya.
Ratam juga menambahkan bahwa pada tahun 2024, pemerintah desa sudah mengusulkan pembelian mobil baru untuk pelayanan publik, namun keputusan tersebut tidak disepakati dalam musyawarah desa.
Meskipun demikian, pemerintah desa berencana untuk kembali mengajukan pembelian ambulans pada tahun 2026. Namun, karena pendapatan asli desa Mekarsari yang terbatas, terutama yang berasal dari kelapa, pembelian mobil baru masih dianggap jauh dari jangkauan.
Kondisi ini menunjukkan perlunya perhatian lebih dari pemerintah desa dan pemerintah daerah untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat, terutama dalam hal kesehatan, dapat dipenuhi dengan baik dan tepat waktu. (riz)