Masyarakat tidak bisa disalahkan jika akhirnya memilih untuk bersikap apatis dan enggan datang ke TPS.
Selain itu, jadwal PSU yang berdekatan dengan momen pasca-Idul Fitri juga dinilai tidak ideal.
Masyarakat baru saja kembali dari kampung halaman, masuk kerja, dan menghadapi tekanan ekonomi.
Sehingga prioritas mereka bukan lagi politik, melainkan kebutuhan hidup sehari-hari.
Baca Juga:Apa Penyebab Hujan Es di Tasikmalaya?Harga Bitcoin Hari Ini Mulai Naik Lagi, Tren Jangka Panjang atau Rebound Sementara?
“Demokrasi yang dipaksakan tanpa kepercayaan, hanya akan menjadi formalitas kosong tanpa makna,” ujarnya.
Kondisi ini juga disorot aktivis pemuda Tasikmalaya Timur, Ali Primadani.
Menurutnya tingkat partisipasi masyarakat setelah putusan MK diperkirakan menurun.
KPU dan Bawaslu harus bekerja keras dalam melakukan sosialisasi sebelum hari pencoblosan pada 19 April 2025.
“Masyarakat akan mengalami krisis kepercayaan terhadap PSU, sehingga trust terhadap KPU, Bawaslu, dan pemerintah melemah,” katanya.
Ali menambahkan bahwa masalah utama bukanlah terkait pasangan calon, melainkan keteledoran KPU dalam proses administrasi pendaftaran calon, yang menyebabkan masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap penyelenggara pemilu.
Dengan berbagai faktor tersebut, prediksi rendahnya partisipasi pemilih dalam PSU Kabupaten Tasikmalaya semakin kuat.
Kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi menjadi tantangan terbesar yang harus diatasi oleh penyelenggara pemilu. (R Robi Ramdan)