RIYADH, RADARTASIK.ID – Dengan datangnya bulan Ramadan, kehidupan di kota-kota Arab Saudi mengalami perubahan signifikan.
Rutinitas sehari-hari bergeser menuju kehidupan malam, yang berlangsung hingga menjelang fajar.
Seiring dengan puasa yang dilaksanakan sepanjang hari, banyak tempat usaha yang menyesuaikan jam operasional mereka untuk tetap buka lebih lama, terutama pada malam hari.
Baca Juga:Sering Playing Victim, Kiper Real Madrid Balas Keras Kritik Diego Simeone soal Penalti Julian AlvarezKim Soo Hyun Hadiri Syuting Good Day di Tengah Kontroversi yang Menghantui
Hal ini menyebabkan pasar dan jalan-jalan dipenuhi dengan pembeli pada malam hari, sementara rumah-rumah sibuk menyambut tamu.
Reham Al-Azwari, seorang ahli gizi klinis di Makkah Health Cluster, mengungkapkan bahwa kebiasaan makan yang sehat sangat penting selama Ramadan untuk menjaga produktivitas, meskipun jam kerja banyak yang beralih ke malam hari.
”Meski ada manfaat sosial dan ekonomi, pergeseran jam malam di Ramadan tidak tanpa tantangan, terutama dalam hal kesehatan,” ujarnya seperti dikutip Arab News, Kamis, 13 Maret 2025.
Menurutnya, perubahan pola tidur yang disertai dengan begadang dalam waktu lama dapat mengganggu kesehatan secara umum.
Aktivitas begadang dan tidur di siang hari dapat mempengaruhi jam biologis tubuh, yang pada gilirannya mengurangi konsentrasi dan produktivitas di siang hari.
Oleh karena itu, Al-Azwari menekankan pentingnya menjaga keseimbangan, dengan begadang secukupnya dan tetap mendapatkan tidur yang cukup, terutama bagi mereka yang bekerja di siang hari.
Dari sisi sosial, Abdulaziz Al-Kaltham, seorang profesor sosiologi di Universitas Islam Imam Mohammad Ibn Saud, menambahkan bahwa ritual-ritual Ramadan memiliki dampak yang jelas terhadap struktur sosial masyarakat.
Baca Juga:Pelatih Atletico Madrid: Siapa yang Melihat Julian Menyentuh Bola Dua Kali? Angkat Tangan!Realisasi Pendapatan dan Belanja Negara Februari 2025 Sesuai Target, Sri Mulyani Ungkap Perkembangan Terbaru
Sebagian besar kegiatan sehari-hari bertransformasi menjadi kegiatan sosial yang lebih intensif, seperti berbuka puasa bersama yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat.
Kegiatan seperti meja buka puasa amal, menurut Al-Kaltham, menjadi sarana penting untuk mempererat solidaritas dan saling memberi, di mana individu dari berbagai kelas sosial berkolaborasi dalam menyediakan makanan.
Hal ini berperan dalam mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan suasana keadilan sosial yang lebih baik.
Di sisi lain, dunia bisnis juga mengalami dampak dari pergeseran jam operasional ini.
Dhahi Alwan Al-Barrak, CEO Zatisto Services, berbicara tentang tantangan yang dihadapi perusahaannya dalam mengimpor produk dari pemasok yang beroperasi selama jam siang, sementara mereka harus membuka toko pada malam hari untuk melayani pelanggan.