Warga Tasikmalaya yang Ngaku Jadi Korban TPPO Masih Terjebak di Myanmar, Minta Dipulangkan

korban TPPO Tasikmalaya di myanmar
Orang Tua Asri Bersama Keluarga Mendatangi Unit UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (11/3/2025). (Radika Robi Ramdan/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Tasikmalaya terus berkomunikasi dengan SR.

Ia adalah warga Kabupaten Tasikmalaya yang menjadi korban dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar.

Kepala UPTD PPA Kabupaten Tasikmalaya, Nurlela Mustikawati, mengungkapkan bahwa SR terjerumus ke dalam jebakan TPPO setelah mendapat tawaran pekerjaan dari media sosial.

Baca Juga:Cecep-Asep Diprediksi Unggul di PSU Pilkada Tasikmalaya, Gerindra di Atas AnginRumah Digeledah KPK, Ridwan Kamil: Kami Kooperatif

Saat itu, SR bekerja sebagai host live streaming untuk mencukupi kebutuhannya. Namun karena usahanya bangkrut, ia tergiur dengan tawaran kerja di luar negeri yang menjanjikan gaji besar dengan pekerjaan yang terlihat mudah.

“Ada ajakan seseorang dari media sosial, sehingga tergiur ingin bekerja ke luar negeri. Terutama tergiur dengan gaji yang lumayan besar dengan pekerjaannya sangat mudah,” ujarnya, Selasa 11 Maret 2025.

SR memutuskan berangkat pada 10 Juni 2024 setelah melalui proses administrasi.

Termasuk pembuatan paspor dan wawancara kerja pada 20 Juni 2024. Namun, pemberangkatannya mengalami ketidakpastian.

Pada 8 Juli 2024, SR diminta berangkat ke Jakarta. Ditemani temannya ke bandara.

Tetapi masih harus menunggu tiket pesawat dari perusahaan yang menjanjikan pekerjaan itu.

“Kurang lebih tiga hari terlantar di Jakarta. Meskipun makan dan hotel sudah ditanggung perusahaan, namun belum juga mendapatkan kepastian pemberangkatannya,” kata Nurlela.

Pada 11 Juli 2024, SR akhirnya berangkat. Tetapi rutenya tidak langsung ke Myanmar.

Baca Juga:Ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya Beri Pesan Mendalam bagi Cecep Nurul Yakin!Wacana Alih Anggaran Mobil Dinas Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi untuk Truk Sampah Masih Diragukan

Ia terlebih dahulu ke Batam, bertemu tiga orang lain dari Bangka, lalu naik kapal feri ke Malaysia.

Dari sana, mereka dijemput mobil perusahaan menuju bandara dan berangkat ke Bangkok, Thailand, hingga tiba di perbatasan Maesot.

Setelah perjalanan panjang dengan beberapa kali pergantian mobil, mereka akhirnya sampai di suatu lokasi terpencil.

Di sana, mereka diminta menyeberang sungai menggunakan rakit, dengan tentara bersenjata berjaga di seberang.

Sesampainya di tujuan, mereka diperiksa ulang sebelum ditempatkan di sebuah bangunan. Kemudian diberi alat mandi, alat makan, dan tempat tidur.

Pada 14 Juli 2024, SR mulai menjalani pelatihan mengetik selama 14 jam per hari.

Setelah itu dipindahkan ke gedung tempat ia mulai bekerja. Namun, pekerjaan yang dijanjikan ternyata adalah bagian dari jejaring penipuan.

0 Komentar