TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Tasikmalaya melakukan pengujian sampel makanan di sejumlah titik penjualan takjil Ramadan.
Pengujian kali ini dilaksanakan di Jalan Argasari, Cihideung, pada Rabu (12/3/2025).
Tujuannya, emastikan keamanan dan kesehatan makanan yang dikonsumsi masyarakat selama bulan Ramadan.
Kepala BPOM Kota Tasikmalaya, Iltizam Nasrullah, menjelaskan bahwa kegiatan ini sudah dilakukan sejak awal Ramadan.
Lokasi pengambilan sampel takjil dilakukan secara random.
Baca Juga:Apa Penyebab Hujan Es di Tasikmalaya?Harga Bitcoin Hari Ini Mulai Naik Lagi, Tren Jangka Panjang atau Rebound Sementara?
“Sudah kita laksanakan sejak awal Ramadan, memang ini rutin kami cek,” paparnya kepada wartawan.
Dalam prosesnya, BPOM mengambil 15 hingga 20 sampel jajanan takjil yang sering dikonsumsi masyarakat untuk berbuka puasa.
“Sampel yang diuji merupakan produk yang dicurigai mengandung zat berbahaya seperti rodamin B, boraks, dan formalin,” ujarnya.
Namun, hasil pengujian menunjukkan bahwa semua sampel makanan yang diuji di sekitar Jalan Argasari tidak mengandung zat berbahaya.
“Berdasarkan hasil ini, jajanan takjil yang dijual di lokasi ini dinyatakan aman untuk dikonsumsi,” papar dia.
BPOM juga menegaskan akan menindaklanjuti jika ditemukan makanan yang mengandung bahan berbahaya.
Mereka akan memberikan peringatan kepada penjual agar tidak lagi menjual produk tersebut serta menelusuri asal bahan berbahaya itu.
Baca Juga:Cecep-Asep Diprediksi Unggul di PSU Pilkada Tasikmalaya, Gerindra di Atas AnginRumah Digeledah KPK, Ridwan Kamil: Kami Kooperatif
“Jika ditemukan unsur kesengajaan atau pelanggaran hukum, maka akan diproses lebih lanjut,” tegasnya.
Sementara itu, seorang pengendara, Indra Abidzar (39), mengakui bahwa penjualan jajanan dadakan marak di berbagai titik.
Termasuk di persimpangan Jalan Argasari menuju Kompleks Kantor Kecamatan Cihideung.
Setiap sore, banyak pedagang berjualan takjil di kawasan tersebut.
“Memang harus gencar ya, sebab rata-rata penjualan takjil itu dadakan. Dan tidak semuanya rutin jualan di hari biasa, jadi wajib turun dipastikan higienisnya, kesehatannya, oleh pemerintah,” ungkapnya. (Firgiawan)