TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Hujan disertai angin puting beliung yang menerjang Kota Tasikmalaya pada Selasa (11/3/2025), bukan hanya merusak atap rumah.
Sejumlah bangunan komersial di sepanjang Jalan Lingkar Utara juga kena dampak serius. Seperti toko kelontong, restoran dan lainnya.
Salah satu yang terdampak parah adalah bangunan semi permanen dengan nama Cilok Golden Street Food.
Baca Juga:Apa Penyebab Hujan Es di Tasikmalaya?Harga Bitcoin Hari Ini Mulai Naik Lagi, Tren Jangka Panjang atau Rebound Sementara?
Bangunan semi permanen ukuran 8×14 meter itu rusak total. Atap baja ringannya terbang ke tengah sawah. Begitu juga dengan peralatan masak dan perlengkapan makan.
Menurut Rudi, salah satu tukang bangunan di lokasi, untuk sementara penjualan cilok dihentikan lantaran bangunannya akan diratakan dan diperbaiki. Ia mendapat tugas untuk perbaikannya.
“Sebelumnya bangunan ini aman, dari segi kontruksi kokoh. Setelah kemaren kena angin itu kayak gini. Rata, gak ada yang bisa diperbaiki lagi. Harus mengulang dari awal,” katanya saat dijumpai di lokasi, Rabu 12 Maret 2025.
Ia bercerita saat kejadian, ada lima pegawai di dalam kedai Golden Street Food.
Ketika angin menerjang, mereka sembunyi di balik meja pelayanan selama dua jam.
Maklum, Golden Street Food biasanya buka mulai pukul 13.00 WIB dan tutup pada pukul 22.00 WIB se.
“Biasanya sudah di sini jam 1 siang untuk persiapan buka toko. Nah dari jam dua sudah mulai hujan deras terus ditambah angin yang kenceng dan kayak muter-muter gitu di sekitar sini aja. Semua ketakutan, cuman bisa sembunyi di balik meja ini. Pada nangis ada juga yang pingsan. Gak bisa keluar karena takut. Baru bisa keluar jam empat lebih,” kata Rudi bercerita.
Baca Juga:Cecep-Asep Diprediksi Unggul di PSU Pilkada Tasikmalaya, Gerindra di Atas AnginRumah Digeledah KPK, Ridwan Kamil: Kami Kooperatif
Ia juga membenarkan bahwa fenomena hujan es terjadi di lokasi yang sama.
Keadaan itu juga ia saksikan dari rumahnya yang tak jauh dari lokasi.
Saking ketakutan, para pekerja tidak ada yang berani lari keluar kedai sampai situasi dirasa benar-benar aman.
“(lima pekerja) nunggu di bawah meja sampai hujan reda. Keluar juga takut karena hujan deras dan angin kencang banget. Ya (saya) ngeliat banget pas atap ini terbang kaca sampai pada pecah,” lanjutnya.