RADARTASIK.ID – Fakta mengerikan terungkap dalam sidang kasus kematian Diego Armando Maradona yang digelar pada 25 November 2020 lalu di Argentina.
Sidang berlangsung dalam suasana tegang, dengan kerumunan massa berkumpul di luar ruang sidang untuk memberikan dukungan kepada legenda sepak bola Argentina itu.
Mereka membawa bendera bertuliskan: “JUSTICIA X D10S”, menuntut keadilan bagi Maradona.
Baca Juga:Lolos ke Perempat Final, Inter Milan Kantongi Rp 1,6 Triliun dari Liga ChampionsRanieri Mainkan Pemain Keturunan Indonesia sebagai Starter saat AS Roma Melawat ke Markas Athletic Bilbao
Namun, momen paling mengerikan terjadi di dalam ruang sidang ketika jaksa Patricio Ferrari menampilkan foto jenazah Maradona dan berkata, “Lihat, beginilah cara Maradona meninggal.”
Dalam foto tersebut, terlihat tubuh El Diez dalam kondisi yang tidak biasa, dengan perut yang sangat membengkak.
Hakim kemudian menambahkan, “Siapa pun di antara para terdakwa yang mengklaim tidak mengerti apa yang terjadi pada Diego jelas berbohong. Kondisinya terlihat jelas,” ujarnya dikutip dari Calciomercato sambil memegang foto tersebut.
Saat foto itu diperlihatkan, putri Maradona—Dalma dan Giannina—tak kuasa menahan tangis dan langsung ditenangkan oleh saudari mereka, Jana.
Momen menyayat hati ini bahkan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi Mahkamah Agung provinsi Buenos Aires.
Sidang ini menghadirkan delapan terdakwa yang merupakan staf medis bertanggung jawab atas kesehatan Maradona.
Mereka terdiri dari dokter dan perawat yang diduga lalai selama perawatan Maradona dalam masa tahanan rumah dari 11 hingga 25 November 2020.
Baca Juga:AS Roma Akan Angkut Mantan Pelatih Lazio untuk Gantikan Claudio RanieriJulio Sergio: Ranieri Punya Sentuhan Ajaib, Selevel dengan Mourinho, Guardiola dan Ancelotti
Jaksa Ferrari menegaskan bahwa terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa para terdakwa memiliki andil dalam kematian Maradona, yang ia sebut sebagai peristiwa di “rumah kengerian”.
Kasus ini terus menjadi perhatian publik, dengan banyak pihak menuntut keadilan bagi salah satu pesepakbola terbesar sepanjang masa.