Apa Penyebab Hujan Es di Tasikmalaya?

hujan es
ilustrasi: AI
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pada selasa 11 Februari 2025 sore hujan deras mengguyur Kota Tasikmalaya sekitar pukul 14.00. Di beberapa wilayah, hujan turun disertai butiran es kecil.

Seperti di sekitar Jalan Letjen Mashudi hingga Kecamatan Purbaratu dan Kecamatan Cibeureum.

Masyarakat ramai-ramai merekam fenomena langka itu. Butiran es berhamburan dari atap rumah ke teras ataupun halaman saat hujan disertai angin kencang melanda.

Baca Juga:Harga Bitcoin Hari Ini Mulai Naik Lagi, Tren Jangka Panjang atau Rebound Sementara?Cecep-Asep Diprediksi Unggul di PSU Pilkada Tasikmalaya, Gerindra di Atas Angin

Ternyata bukan hanya di Kota Tasikmalaya, belahan kota lain di Indonesia juga mengalaminya. Pada hari yang sama hujan es melanda wilayah Yogyakarta.

Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan hujan es?

Dilansir dari beberapa sumber, hujan es terjadi akibat cepatnya perubahan suhu. Udara hangat naik dengan cepat akibat pemanasan matari yang kuat.

Kemudian membentuk awan cumulonimbus.

Sementara suhu di lapisan atmosfer atas atau di atas awan cumulonimbus bisa sangat rendah. Bahkan di bawah titik beku Nol derajat celcius.

Uap air yang semula naik akibat udara panas kemudian membeku jadi kristal es di ketinggian

Kristal es tumbuh saat bertemu dengan tetesan air superdingin (air yang tetap cair meskipun suhunya di bawah 0°C). Proses ini membentuk butiran es kecil.

Selain itu, Arus udara naik (updraft) dalam awan cumulonimbus bisa membawa butiran es naik-turun beberapa kali, membuatnya semakin membesar sebelum akhirnya jatuh ke bumi.

Jika butiran es tidak sempat mencair sepenuhnya saat turun ke lapisan yang lebih hangat, maka akan jatuh ke permukaan sebagai hujan es dalam bentuk butiran es kecil.

Baca Juga:Rumah Digeledah KPK, Ridwan Kamil: Kami KooperatifKetua PCNU Kabupaten Tasikmalaya Beri Pesan Mendalam bagi Cecep Nurul Yakin!

Hujan es biasanya terjadi bersamaan dengan badai petir atau cuaca ekstrem dan sering muncul pada musim peralihan (pancaroba) karena udara cenderung lebih labil.

Di Indonesia, kejadian hujan es umumnya berlangsung singkat, hanya beberapa menit, sebelum kembali menjadi hujan biasa. (Permana)

0 Komentar