Dengan sedikit berbisik soal rasa terima kasihnya sudah diundang ke acara tersebut. Setelah itu ia berpamitan.
Pengamat sosial politik Tasikmalaya, Asep M Tamam, memotret adegan itu sebagai romansa antara pemerintah dengan mahasiswa. Meski dilabeli sebagai bentuk kolaborasi, ia menyampaikan agar bisa menjaga ‘jarak aman’.
“Sayang sekali tidak ada pak Viman sebagai walikota (setelah Viman pamit, red) dan tidak ada Kapolres juga. Padahal, saya sudah menyiapkan beberapa hal yang ingin disampaikan secara langsung. Diantaranya adalah dua masalah di Kota Tasikmalaya yakni sampah dan geng motor. Solusinya bukan hanya pada penanggulangan saja tetapi memikirkan bagaimana Kota Tasik menajdi rujukan nasional untuk menyelesaikan ini,” jelasnya.
Baca Juga:Rumah Digeledah KPK, Ridwan Kamil: Kami KooperatifKetua PCNU Kabupaten Tasikmalaya Beri Pesan Mendalam bagi Cecep Nurul Yakin!
“Mahasiswa baiknya jangan terlalu mesra dengan pejabat dan aparat. Karena takutnya malah menjadi kecemburuan dan memang seharusnya mahasiswa jangan terlalu dekat dan terlalu akrab. Saya cemburu melihat kedekatan mahasiswa dengan penguasa, dan mahasiswa harus cemburu kalau melihat saya terlalu dekat dengan penguasa,” pungkas Asep.(Ayu Sabrina)