Menilai Risiko Investasi Saham MicroStrategy Saat Pasar Crypto Goyah, Begini Nasibnya di Tengah Drama Bitcoin

Saham MicroStrategy
Saham MicroStrategy (MSTR) mengalami penurunan tajam hingga 40% dari puncaknya
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Saham MicroStrategy (MSTR) mengalami penurunan tajam hingga 40% dari puncaknya.

Penurunan ini berkaitan erat dengan volatilitas Bitcoin yang belakangan ini mengalami tekanan.

Sebagai perusahaan yang dikenal sebagai pemegang Bitcoin terbesar di dunia korporasi, MicroStrategy sangat terpengaruh oleh naik turunnya harga aset kripto ini.

Saat ini, saham MicroStrategy masih diperdagangkan 60% di atas nilai wajarnya.

Baca Juga:Pasar Kripto Kembali Terguncang ! Harga Bitcoin Anjlok, BTC to IDR Hari Ini Turun DrastisPergerakan Harga Bitcoin di Bulan Ramadhan! Ini Faktor yang Mendorong Lonjakannya

Namun, perbedaan tersebut mulai menyempit, membuat investor bertanya-tanya apakah harga saham MSTR masih layak dengan premi yang diberikan.

Dengan kebijakan Federal Reserve yang belum pasti serta arus keluar besar-besaran dari dana berbasis Bitcoin, pasar mulai lebih berhati-hati dalam menilai risiko investasi saham MicroStrategy saat pasar crypto goyah.

Pergerakan harga Bitcoin sangat berpengaruh terhadap saham MicroStrategy.

Pada periode September hingga Desember 2024, harga Bitcoin sempat melonjak 96% akibat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.

Namun, setelah pemotongan suku bunga terjadi pada Desember 2024, euforia di pasar mereda, dan Bitcoin memasuki fase konsolidasi yang berkepanjangan.

Selain itu, Februari 2025 menjadi bulan yang sangat berat bagi ETF berbasis Bitcoin.

Data menunjukkan arus keluar dana mencapai rekor tertinggi sebesar $1,3 miliar (Rp21,19 triliun).

Banyak investor institusional yang sebelumnya mengandalkan strategi arbitrase jangka pendek mulai menarik dananya, yang akhirnya menekan harga Bitcoin lebih jauh.

Baca Juga:Tak Terduga! Harga Ethereum Ambruk 6% di Tengah Pasar Kripto LesuHarga Pi Network Hari Ini, Berapa 1 Pi Network Ke USD? Mampukah Tembus $2 atau Justru Kembali Terkoreksi?

Hal ini tentu berdampak langsung terhadap saham MicroStrategy yang selama ini bergantung pada performa Bitcoin.

Meskipun pasar sedang dalam tekanan, MicroStrategy tetap agresif dalam membeli Bitcoin.

Sejak Desember 2024, perusahaan ini menambah kepemilikan Bitcoin senilai $6 miliar (Rp97,8 triliun). Namun, strategi ini justru mengundang kekhawatiran dari para analis.

Menurut 10x Research, ada tren mengkhawatirkan terkait penurunan premi saham MicroStrategy terhadap nilai aset bersihnya (NAV).

Dulu, saham MSTR pernah diperdagangkan dengan premi 3,4 kali dari nilai aset bersihnya.

Kini, angka tersebut turun drastis menjadi hanya 1,6 kali.

Dengan kata lain, harga wajar saham MSTR kini diperkirakan berada di $156 per saham (Rp2,54 juta), jauh di bawah harga tertinggi pada November 2024 yang sempat mencapai $453 per saham (Rp7,38 juta).

Ini menunjukkan bahwa investor mulai kehilangan kepercayaan terhadap premi yang selama ini diberikan kepada MicroStrategy.

0 Komentar