TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dua warga Tasikmalaya diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar.
Keterangan itu disampaikan salah satu korban yang merasa terjebak setelah menerima tawaran pekerjaan di luar negeri.
Korban berinisial SR mengirim surat elektronik ke redaksi Radar Tasikmalaya TV pada hari Sabtu (8/3/2025).
Baca Juga:Ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya Beri Pesan Mendalam bagi Cecep Nurul Yakin!Wacana Alih Anggaran Mobil Dinas Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi untuk Truk Sampah Masih Diragukan
Dalam surat elektronik itu ia mengaku ingin berbagi cerita agar masyarakat Tasikmalaya tidak ada lagi yang jadi korban TPPO.
Dia dan beberapa orang lainnya berharap bisa segera pulang ke Indonesia. Namun berbagai masalah jadi kendala.
Dalam percakapan dengan Radar melalui telepon, perempuan berusia 30 tahun itu menceritakan bagaimana awal mula ia bisa sampai ke Myanmar dan merasa dan jadi korban TPPO.
Awalnya ia berwirausaha di rumah namun bangkrut. Kemudian menerima tawaran pekerjaan ke Thailand dengan gaji sekitar 30.000 Baht atau setara Rp 14,5 juta –kurs rupiah 30 hari terakhir 1 Baht rata-rata setara Rp 483,4399 – per bulan.
“Nah, kapungkur, abi itu istilah na mah punya usaha sendiri gitu. Karena usaha… lah istilah na mah, pasang surut gitu kan. Nah, akhirnya, bangkrut lah. Terlilit utang. Aya tawaran istilah na mah bekerja. Gaji gede, fasilitas, teu ribet lah pesyaratana. Terbanglah istilah na mah (Dulu, saya itu istilahnya punya usaha sendiri. Karena usaha…lah istilahnya pasang surut gitu. Akhirnya bangkrutlah. Terlilit utang. Ada tawaran kerja. Gaji gede, gak ribet persyaratannya. Terbanglah),” paparnya mengawali cerita.
Selain karena gaji gede, SR mengaku tertarik dengan tawaran pekerjaan itu lantaran tiket pesawat, uang makan dan lainnya ditanggung perusahaan penerima kerja. Ia pun tak menampik hal itu memang didapatkan. “Tapi setiap imigrasi nyebutna kudu wisata, liburan (harus ngaku sebagai turis, red),” terangnya.
Namun setibanya di Bandara di Bangkok, Thailand, dia dijemput mobil perusahaan yang ternyata malah membawanya ke Myanmar. Dalam perjalanan ia mengaku sempat dibawa beberapa kali ganti mobil sampai akhirnya tiba di tempat yang akan menampungnya sebagai pekerja.
Baca Juga:BI Tasikmalaya Siapkan Rp1,8 Triliun untuk Penukaran Uang RamadanDear…Wali Kota Tasikmalaya: Publik Ingin Tahun Ini HZ Mustofa Tidak Jadi Pasar Dadakan!
“Berangkat sendiri abi teh ti Tasik. Abi nyoba nyari orang-orang, cik aya teu nu sakota jeung abi didieu, soalna kan kota gede didieu teh, istilahna. (Saya berangkat sendiri dari Tasik. Saya mencoba nyari orang-orang, ada gak yang satu kota sama saya di sini. Soalnya kan di sini kota besar, red)” tuturnya.