Namun, seorang pejabat dari Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih menyatakan bahwa ”pemikiran di luar kebiasaan” adalah suatu hal yang dibutuhkan, menyalahkan pemerintahan Demokrat sebelumnya yang dianggap telah memperburuk defisit dan menyebabkan inflasi.
Pejabat tersebut juga mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga jangka panjang AS dalam beberapa minggu terakhir adalah tanda kepercayaan pasar terhadap kebijakan Trump, serta menyebutkan bahwa penurunan premi jangka waktu mencerminkan biaya yang dikenakan investor untuk memegang utang dalam periode yang lebih lama.
Pemulihan Harga Obligasi AS
Setelah pemilihan Trump pada November lalu, para investor sempat menjual obligasi pemerintah karena kekhawatiran kebijakan-kebijakan Trump—termasuk pemotongan pajak dan tarif impor—akan memperburuk defisit dan mengarah pada inflasi.
Baca Juga:Dolar AS Tertekan Perang Dagang Trump, Kebijakan Fiskal Jerman Gegerkan Pasar Obligasi, Bitcoin TerkoreksiPertarungan Miliarder, Elon Musk Gagal Hentikan Rencana OpenAI Menjadi Perusahaan Laba
Namun, sejak pertengahan Januari, tepat sebelum pelantikan Trump, imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun justru turun drastis. Imbal hasil ini yang bergerak berlawanan dengan harga, kini tercatat di sekitar 4,2%.
Meskipun premi jangka waktu—yang mencerminkan persepsi investor terhadap besarnya utang di masa depan—juga menurun, sejumlah investor berpendapat bahwa penurunan imbal hasil tersebut bukanlah akibat optimisme terhadap kebijakan fiskal AS, melainkan karena kebijakan Trump yang justru menambah ketidakpastian ekonomi.
Hal ini, menurut mereka, mempengaruhi kepercayaan konsumen dan bisnis serta memunculkan pembicaraan mengenai potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, bahkan negatif.
Keprihatinan yang sama juga tercermin dalam pergerakan harga saham. Indeks S&P 500, misalnya, telah turun lebih dari 4% sejak Trump kembali menjabat pada 20 Januari, sementara indeks MSCI untuk lebih dari 40 negara lainnya hanya mengalami penurunan sekitar 1,3%.
Niladri Mukherjee, kepala pejabat investasi di TIAA Wealth Management, menyatakan bahwa ”lonjakan ketidakpastian kebijakan” bisa membuat ekonomi menghadapi periode yang lemah.
Dampak Terhadap Langkah Pemerintahan Trump
Apapun alasan di balik pergerakan pasar terbaru, pemerintahan Trump perlu meyakinkan investor bahwa langkah-langkah yang mereka ambil untuk mengendalikan utang dapat bekerja.
Tanpa kepercayaan tersebut, kekecewaan investor berpotensi memicu penjualan obligasi lebih lanjut, yang akan meningkatkan biaya pinjaman dan menghambat pencapaian agenda pemerintahan.