Lahan Sawah Menyusut, Tapi Semangat Petani Ciawi Tasikmalaya Tak Pernah Padam

Petani Ciawi
Madhadi, Koordinator BPP Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, saat berada di ruangannya, Kamis, 6 Maret 2025. (Radika Robi Ramdani/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, memiliki peran penting sebagai lembaga yang mendukung pembangunan sektor pertanian di daerah tersebut.

Salah satu tujuan utama BPP adalah mendampingi para petani dalam mewujudkan program swasembada pangan yang telah dicanangkan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.

Koordinator BPP Kecamatan Ciawi, Madhadi, mengungkapkan bahwa pihaknya siap memberikan pendampingan maksimal kepada petani untuk memastikan keberhasilan program swasembada pangan, yang berfokus pada peningkatan produktivitas dan produksi pertanian.

Baca Juga:Efisiensi Anggaran, Perjalanan Dinas DPRD Kabupaten Tasikmalaya Dipangkas Rp 7 MiliarBazar Kuliner Partim di Indihiang Tasikmalaya Meningkatkan Ekonomi UMKM Lokal Selama Ramadan

Madhadi menyatakan bahwa terdapat sembilan orang penyuluh pertanian yang siap berperan sebagai ujung tombak dalam pengembangan sektor pertanian di Kecamatan Ciawi.

Para penyuluh ini diharapkan dapat memperkuat implementasi kebijakan pembangunan pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani Ciawi.

”Kita maksimalkan perannya untuk mendorong program Presiden,” ujarnya saat diwawancara Radartasik.id di ruangannya, Kamis, 6 Maret 2025.

Madhadi menambahkan bahwa penyuluh pertanian memiliki peran vital dalam meningkatkan hasil pertanian.

Keberhasilan program swasembada pangan sangat bergantung pada kemampuan penyuluh dalam memberikan bimbingan yang tepat kepada petani Ciawi.

”Para penyuluh pertanian juga harus terus meningkatkan kemampuan dalam memberi semangat bagi para petani agar dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam kegiatan usaha taninya,” jelasnya.

Swasembada pangan, menurut Madhadi, merupakan kondisi di mana sebuah negara dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri tanpa harus bergantung pada impor dari luar negeri.

Baca Juga:Bahaya! Alat Proteksi Kebakaran di Kantor Wali Kota Tasikmalaya Tidak BerfungsiLahan Parkir RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Sempit, Didominasi Kendaraan Milik Pegawai Rumah Sakit

Untuk itu, program ini memerlukan kerja keras dan kolaborasi antara pemerintah, penyuluh pertanian, dan petani agar dapat tercapai dengan sukses.

Di Kecamatan Ciawi, luas lahan pertanian yang tersedia mencapai 1.327 hektare, dengan 248 hektare di antaranya tergolong sebagai lahan tadah hujan.

Setiap tahunnya, lahan ini dapat dipanen dua hingga tiga kali.

Meski demikian, Madhadi mengungkapkan adanya penurunan luas lahan sawah di Ciawi dalam beberapa tahun terakhir.

Sejak ia pertama kali bertugas di Ciawi pada 2006, lahan sawah yang ada berkurang sekitar 200 hektare, yang disebabkan oleh konversi lahan ke penggunaan lain, seperti perkebunan.

Meski demikian, Madhadi menjelaskan bahwa penurunan tersebut bukanlah akibat alih fungsi lahan sawah menjadi kawasan perumahan, melainkan lebih disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan sawah tadah hujan menjadi lahan perkebunan.

0 Komentar